hubungan antara kesehatan mulut dan keparahan covid-19

Peneliti Membuktikan Hubungan Antara Kesehatan Mulut dan Keparahan COVID-19

Hingga kini penularan virus SARS-CoV-2 di Indonesia belum menunjukkan penurunan, bahkan pada Senin (27/7/2020) lalu tercatat jumlah konfirmasi positif mencapai 100 ribu kasus. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menahan penyebaran COVID-19, tapi belum berhasil baik. Anjuran memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan tampaknya belum cukup. Mungkin perlu anjuran untuk menjaga kebersihan / kesehatan mulut. Riset terbaru di Inggris menemukan hubungan yang jelas antara derajat keparahan infeksi COVID-19 dengan buruknya kesehatan dan kebersihan mulut.

Sebelumnya para ilmuwan telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan keparahan COVID-19. Sementara banyak pasien COVID-19 berhasil sembuh tanpa komplikasi, beberapa orang harus dirawat di rumah sakit, mendapatkan terapi oksigenasi, bahkan ventilator.

Beberapa penyakit penyerta yang diketahui memberikan komplikasi berat antara lain hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit jantung, atau memiliki penyakit paru-paru.

Tetapi menurut penelitian 52% kematian akibat COVID-19 terjadi pada individu yang sehat, penyebabnya belum diketahui pasti. Mereka mengatakan penyebab utama komplikasi hingga menyebabkan kematian antara lain adanya gumpalan darah, pneumonia, sepsis dan sindroma gangguan pernapasan akut (ARDS). Di mana komplikasi-komplikasi tersebut paling banyak terjadi pada pasien dengan penyakit penyerta dan ‘beban bakteri’.

Bakteri dan COVID-19

Peneliti yang antara lain berasal dari Orthodontics, Cambridge University Hospital Trust, Inggris, berspekulasi bahwa mungkin ada hubungan antara infeksi SARS-CoV-2 dan "beban bakteri."

Mereka mencoba mengeksplorasi apakah tingginya bakteri atau superinfeksi bakteri, dan komplikasi infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis atau ARDS, dapat dikaitkan dengan hasil yang buruk infeksi COVID-19.

Kebersihan rongga mulut dan COVID-19

Dalam riset yang diterbitkan di British Dental Journal ini, para peneliti mengekplorasi komplikasi COVID-19 di antara pasien dengan kesehatan mulut yang buruk dan yang menderita penyakit periodontal (gusi dan gigi).

Mereka juga meneliti keseimbangan mikroorganisme mulut dan hubungannya dengan hasil perawatan COVID-19. “Kami mengeksplorasi hubungan antara beban bakteri mulut dan komplikasi pasca-infeksi virus, dan bagaimana meningkatkan kesehatan mulut dapat mengurangi risiko komplikasi COVID-19,” tulis peneliti.

Peneliti mengungkapkan selama infeksi paru-paru, ada risiko masuknya sekresi oral (dari mulut) ke paru-paru, yang bisa memperberat infeksi. Beberapa bakteri mulut yang bisa menyebabkan infeksi tersebut termasuk Porphyromonas gingivalis, Fusobacterium nucleatum dan Provotella intermedia.

Mereka menjelaskan bahwa periodontisis – infeksi gusi yang merusak jaringan lunak dan tulang penyangga gigi – merupakan salah satu penyakit paling berbahaya yang disebabkan bakteri mulut.

Bakteri ini memicu terbentuknya sitokin seperti interleukin 1 (IL-1), yang bisa dideteksi di saliva dan bisa mencapai paru-paru menyebabkan infeksi.

Dengan demikian, “Kebersihan mulut yang buruk dapat meningkatkan risiko pertukaran bakteri di mulut dan paru-paru, meningkatkan risiko infeksi pernapasan dan kemungkinan komplikasi infeksi bakteri pasca-virus,” tulis peneliti.

Studi ini menyimpulkan bahwa 20% pasien COVID-19 mengalami infeksi parah dengan jumlah penanda inflamasi (IL-2, IL-6, IL-10), bakteri dan jumlah neutrophil ke limfosit yang tinggi. Mereka mencatat bahwa jumlah mikroorganisme mulut dan COVID-19 dapat berhubungan. (jie)

Baca juga : Obat Kumur Efektif Matikan COVID-19 di Tenggorok, Sekarang Diusulkan Untuk Penanganan di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet