Nanas, Buah Pelindung Jantung dan Penyembuh Luka | OTC Digest

Nanas, Buah Pelindung Jantung dan Penyembuh Luka

Diketahui, buah yang berwarna kuning dengan rasa yang manis-manis asam ini kaya enzim bromelain. Ini yang membedakan nanas dengan buah lain. 

Nanas (Ananas comosus) adalah tumbuhan asli dari Brazil, Bolivia dan Paraguay. Dalam bahasa suku Tupi di Brazil, nanas disebut anana yang bermakna "buah yang sangat baik". Secara tradisional masyarakat Amerika Tengah dan Selatan, menggunakan nanas untuk mengatasi masalah pencernaan dan meredakan peradangan.

Buah nanas mengandung vitamin C, B6, tembaga, thiamin, mangan dan serat. Penelitian menunjukkan, enzim bromelain dalam nanas berhubungan dengan perbaikan sirkulasi di pembuluh darah jantung, meningkatkan kualitas hidup penderita asma dan masalah pernapasan lain.

Meningkatkan sirkulasi darah

Dalam meningkatkan sirkulasi darah, enzim ini secara efisien mampu memecah protein yang biasa digunakan dalam proses pencernaan yakni fibrin. Bromelain bekerja sebagai agen penipis dan pemecah gumpalan darah (antikoagulan). Artinya bisa membuat darah mencair dan lacar mengalir. 

Penelitian oleh Maurer HR, dkk., dari Institute of Pharmacy, Free University of Berlin, Jerman, menunjukkan bahwa pemberian bromelain 30 mg/kg berat badan efektif mengurangi pembentukan gumpalan darah di arteri (13%) dan di vena (5%).

Dua penelitian lain menunjukkan, penggunaan enzim bromelain mampu menurunkan risiko angina (nyeri dada akibat serangan jantung) dan thrombophlebitis (pembengkakan pembuluh darah vena karena gumpalan darah). Keping darah yang lebih ramping diasosiasikan dengan penurunan risiko stroke, serangan jantung dan masalah sirkulasi darah lainnya.

Melindungi saluran napas

Selain menipiskan keping darah, bromelain juga “mengikis” lendir dalam saluran napas, sehingga bermanfaat bagi penderita asma dan bronkitis kronis.  Dengan lendir yang lebih tipis dan tidak menutupi saluran bronchial, penderita asma dan bronkitis bisa lebih mudah bernapas.

Mempercepat penyembuhan luka

Kerja bromelain sebagai anti-inflamasi, membuat masyarakat Tupi menggunakannya untuk penyembuhan luka ringan seperti memar, keseleo dan kram kaki.

Pada beberapa penelitian yang dilakukan pada binatang, ketika diaplikasikan pada kulit mampu menghilangkan jaringan mati di kulit, dalam proses yang disebut debridement pada luka bakar derajat tiga.

Studi pendahuluan pada manusia dengan luka bakar derajat 2-3 menunjukkan, enzim bromelain mampu mengoreksi luka, walau luka bakar berat tetap membutuhkan perawatan dokter lebih lanjut.

Manfaat bromelain ini membuatnya direkomendasikan untuk digunakan pasca-operasi, untuk penyembuhan luka bekas sayatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Brien S, Lewith G, Walker AF, dkk., dari University of Southampton, Inggris, menunjukkan bahwa suplementasi  200-400 mg bromelain per hari, dapat menurunkan rasa tidak nyaman akibat artritis (peradangan sendi).

Meningkatkan efek antibiotik

Penelitian lain menunjukkan, enzim ini meningkatkan efek antibiotik seperti amoxicillin, erythromycin dan pinicillin. Dalam sebuah penelitian pada penderita infeksi saluran kemih, partisipan diberi antibiotik tunggal dengan kombinasi bromelain + enzim trypsin. Hasilnya, pada partisipan dengan bromelain angka kesembuhan 100%, sementara yang menggunakan antibiotik tunggal hanya 46%. 

Pelancar pencernaan

Perannya meningkatkan sistem pencernaan, adalah dengan membantu kerja enzim pepsin dan trypsin – keduanya enzim pencerna protein dalam pencernaan. Enzim ini juga mampu mencegah heartburn (rasa terbakar di dada akibat naiknya asam lambung) pada kasus diare ringan, yang disebabkan kasus kekurangan enzim pencernaan.

Manfaat lain enzim bromelain yakni meningkatkan kerja enzim lipase, yang memetabolisme lemak perut. Bisa jadi, inilah asal mula mitos bahwa nanas mampu merampingkan perut gendut. Tapi, memang, nanas termasuk buah katabolik. Artinya tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mencernanya, sehingga mampu mengurangi lemak. 

Serotonin penghalau stres

Nanas disebut “buah yang sangat baik” oleh suku Tupi, karena mampu mengusir pikiran yang gundah atau stres. Itu berkat kandungan serotonin, zat yang berasal dari salah satu asam amino tryptophan.

Zat tersebut berfungsi sebagai neurotransmitter yang menghantarkan impuls-impuls saraf ke otak, yang mengatur mood seseorang. James M. Feldman, MD, ahli penyakit dalam dari Memorial Hermann Katy Hospital, Amerika Serikat, menjelaskan kandungan serotonin dalam buah nanas mencapai 1,7 – 3,15 mg/100 g.

Serotonin pada nanas dapat menghalau stres, karena serotonin merupakan neurotransmitter yang memberi rasa rileks dan tenang pada tubuh. Menurut artikel di The Journal of Psychopharmacology (1998), jika kandungan serotonin tidak mencukupi, bisa memicu stres dan menimbulkan reaksi hormonal, kimia, maupun enzimatik.

Rendahnya kandungan serotonin akhirnya mengganggu kinerja organ jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Ditunjukkan dengan peningkatan denyut jantung dan pernapasan, agar dapat mengirim darah ke otot rangka lebih banyak. Ketika kondisi stres ini berlanjut, denyut jantung makin tidak terkontrol dan dapat menjadi penyebab penyakit jantung, serta membahayakan sistem saraf.

Tapi di balik sekian banyak manfaat nanas, ahli kesehatan tidak menganjurkan wanita hamil memakan nanas karena dapat mengakibatkan keguguran, karena dapat mempengaruhi aktivitas uterus yang membuat kehamilan tidak stabil. (jie)