Mengenal Teknologi Tansplantasi Kornea | OTC Digest

Mengenal Teknologi Tansplantasi Kornea

Tranplantasi atau cangkok kornea adalah satu-satunya tindakan penyelamatan kebutaan akibat kerusakan kornea. Saat ini transplantasi dilakukan menggunakan teknologi canggih yang lebih ‘ramah’, yakni lamellar keratoplasty.

Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) dari Kementerian Kesehatan RI di tahun 2014-2016 menyatakan sekitar 3% penduduk Indonesia mengalami kebutaan. Sebanyak 4,5% dari data tersebut disebabkan oleh kerusakan kornea.

“Penyebab kebutaan kornea antara lain, cedera, infeksi, pemakaian lensa kontak yang tidak sesuai aturan. Pada bayi bisa disebabkan karena infeksi virus rubella dimasa kehamilan. Bayi dilahirkan dengan kornea keruh, ini indikasi dilakukan transplantasi kornea,” papar dr. Sharita R. Siregar, SpM, Ketua Lions Eye Bank Jakarta.

Sebelumnya transplantasi kornea dilakukan dengan mengganti seluruh lapisan kornea dengan donor kornea (diambil dari orang yang sudah meninggal). Prosedur ini dikenal dengan keratoplasti total (penetrating keratoplasty).

Baca juga : Transplantasi Kornea Pada Anak

Kekurangan prosedur tersebut adalah kejadian penolakan jaringan donor oleh pasien cangkok tinggi. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh akan memberikan respon kontra pada jaringan kornea donor; akibatnya kornea yang sudah dipasang keruh kembali.

Teknik baru dikembangkan untuk memperbaiki reaksi penolakan tersebut, yakni dengan teknik lamellar keratoplasty. “Cara ini hanya mengambil lapisan kornea yang diperlukan,” tambah dr. Sharita.

Jika kelainan hanya terjadi di bagian depan kornea, maka transplantasi hanya dilakukan di area tersebut, tanpa menggangu lapisan kornea lain yang masih sehat. “Semakin tipis lapisan yang dicangkokkan semakin kecil risiko penolakan,” tambah dokter yang praktek di RS Jakarta Eye Center, Kedoya, Jakarta Barat ini.

Sebagai informasi kornea tersusun dari 3 lapisan sel yang berbeda. Lapisan sel epitel adalah yang terluar; ia mencegah benda asing memasuki mata, namun juga menyerap oksigen dan nutrisi yang ada di air mata. Lapisan stroma merupakan bagian tengah sekaligus lapisan tertebal. Terbuat dari air dan protein yang menjadikannya elastis namun solid.

Lapisan terdalam adalah sel endotelium.Ia bekerja seperti pompa. Stroma menyerap kelebihan cairan dan lapisan endotel mengeluarkannya. Tanpa fungsi ini lapisan stroma akan “terbanjiri”, menyebabkan kornea (pandangan) menjadi kabur / buram.

Lamellar keratoplasty terbagi menjadi dua jenis. Deep anterior lamellar keratoplasty (DALK) ditujukan untuk mengganti sebagian besar lapisan kornea; lapisan epitel sampai stroma. Sementara descements stripping automated endothelial keratoplasty (DSAEK) untuk mengganti lapisan endotel kornea melalui lubang/sayatan kecil tanpa jahitan.

“Dengan teknik lama, masa penyembuhan mata butuh waktu 4-8 bulan. Tapi dengan teknologi baru ini hanya dalam 2-3 minggu penglihatan bisa optimal. Tidak ada jahitan, pasca-operasi pasien hanya perlu memakai obat tetes berisi antiperadangan,” tutup dr. Sharita. (jie)