komplikasi diabetes di kulit wajib pakai pelembab

Komplikasi Diabetes di Kulit: Kenapa Wajib Pakai Pelembab

Gatal-gatal di kulit dapat menyerang siapa saja, walau bukan gejala spesifik, penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi di kulit. Pelembab wajib dipakai.

Gatal-gatal (pruritus) tanpa sebab bisa menjadi gejala dan penanda awal seseorang menderita diabetes mellitus (DM).  Pada kasus diabetes, timbulnya gatal juga dihubungkan dengan gangguan di ginjal. Tingginya kadar urea dalam darah dapat berimplikasi timbulnya rasa gatal di kulit.

Gatal juga berhubungan dengan kurangnya nutrisi ke kulit. Kulit kering menyebabkan timbulnya rasa gatal. “Kulit kering disebabkan juga karena gangguan sirkulasi darah akibat kadar gula darah tinggi,” ujar dr. Regina Kartika, SpKK, dari RS Gading Pluit, Jakarta.

Penyempitan pembuluh darah

Tingginya glukosa darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Walau biasanya aterosklerosis dihubungkan dengan pembuluh darah menuju jantung/otak, nyatanya juga terjadi pada pembuluh darah bagian lain, termasuk di kulit.

Berkurangnya nutrisi yang menuju ke kulit menyebabkan perubahan warna kulit, diikuti dengan hilangnya bulu kulit, penebalan, kering, kulit lebih mengkilap, dan warna kuku yang pucat. 

Lokasi tersering, menurut dr. Regina adalah kaki bagian bawah. Selain itu juga adanya masalah neuropati perifer (gangguan saraf tepi) menyebabkan kulit cenderung lebih kering. Kerusakan saraf otonom  salah satunya menyebabkan berkurangnya produksi kelenjar minyak.

Dari sisi saraf, saraf-saraf kaki tergolong saraf tepi yang terpanjang (menjulur dari tulang punggung sampai ke jari kaki). Dalam kondisi normal pun, saraf kaki kerap kurang nutrisi jika konsumsi vitamin saraf (vitamin B1, B2, dan B12) tidak cukup. Itu pula sebabnya kadar gula dalam darah yang tinggi lebih gampang merusak saraf-saraf kaki.

Pruritus juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur candida albican, jamur yang normal berada di kulit manusia. Kadar glukosa tidak hanya mempengaruhi pembaluh darah, namun tubuh secara umum, termasuk ekosistem kulit. Saat kadar glukosa darah tinggi pertumbuhan jamur candida menjadi subur; jamur ini menjadikan glukosa sebagai makanannya.

Pelembab

Kulit adalah organ terluar dan terluas pada tubuh manusia. Ia berfungsi sebagai pelindung (barrier) dari ‘invasi’ parasit (bakteri atau jamur), sebagai pengatur suhu tubuh, serta pembentuk pigmen dan vitamin D.

Bagian epidermis kulit (kulit ari) tersusun dari beberapa lapis sel, salah satunya stratum korneum. Stratum korneum yang utuh melindungi kulit dari serangan mikroorganisme menembus kulit. 

Kulit kering, pecah-pecah adalah salah satu bentuk kerusakan kulit stratum korneum. Ini diikuti oleh hilangnya elastisitas dan kelenturan kulit. Kulit kering tidak hanya berhubungan dengan kadar air yang rendah. Pemeriksaan mikroskop menunjukkan pada kulit kering, stratum korneum menjadi lebih tebal, retak dan tidak beraturan. 

Lantas apa yang harus dilakukan?  “Terapinya tergolong gampang, diberi pelembab,” tegas dr. Regina.

Pelembab merupakan terapi standar untuk memperbaiki sawar (barrier) kulit. Ia berperan mempertahankan keutuhan dan penampilan kulit. Mempertahankan hidrasi kulit dengan cara menurunkan trans epidermal water loss (TEWL), atau hilangnya cairan kulit melalui penguapan.

Oleskan pelembab sesering mungkin, atau sesaat setelah mandi, saat badan belum terlalu kering karena akan memperangkap air di permukaan kulit. 

Selain memakai pelembab, penderita juga perlu melakukan perawatan di rumah. Salah satunya disarankan untuk menggaruk jika timbul rasa gatal, melainkan cukup dengan menepuk- nepuk bagian yang gatal. 

Selalu pastikan memotong kuku tangan sehingga mengurangi risiko melukai kulit jika tidak sengaja menggaruk. Saat madi, disarankan tidak menggunakan air hangat, karena semakin membuat kulit kering. Selain itu gunakan sabun mandi yang mengandung pelembab.

Kulit tebal

Kulit yang tebal juga mungkin terjadi pada penderita diabetes. Setidaknya terdapat 3 bentuk penebalan. Pertama yang sifatnya umum. Kedua, penebalan yang terjadi di jari dan punggung tangan.

Ketiga adalah yang disebut diabetic scleredema. Ini termasuk jarang / langka terjadi. Menyebabkan penebalan kulit di daerah leher belakang  dan / atau punggung atas.

Penebalan pada kulit bagian atas tangan terjadi pada 20-30% penderita diabetes. Bentuknya dapat menyerupai kutil di buku-buku jari  sampai bintik-bintik kasar di buku-buku jari (huntley papules).

Sementara diabetic scleredema terjadi pada 2,5-14% penderita diabetes. Pelembab dapat membantu menghaluskan kembali kulit. Namun, penanganan utama adalah dengan menurunkan gula darah. (jie)

Baca juga : Awas Penderita Diabetes Rawan Alami Komplikasi Kulit