maag akibat infeksi bakteri h pylori

Kenali Gejala Maag Akibat Infeksi H pylori

Maag (gastritis) adalah penyakit yang umum diderita, apalagi di kota-kota besar. Penelitian yang dilakukan pada 1645 responden di Jakarta mendapati 58,1% responden mengalami kejadian sakit maag. Tapi maag ternyata tidak melulu disebabkan karena salah makan. Helicobacter pylori (H. pylori) dikenal sebagai bakteri yang bisa menyebabkan tukak lambung (luka di dinding lambung).

H.pylori  merupakan bakteri Gram negatif yang berbentuk spiral, bersifat mikroaerofilik (membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit) dan memroduksi urease (untuk melindungi dari paparan asam lambung).

Menurut Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, FINASIM, FACP dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kuman ini adalah satu-satunya bakteri yang dapat hidup di lambung. Namun bukan berarti habitat aslinya di lambung, ia masuk bersama air yang tidak bersih.

Penelitan yang ia lakukan mendapati 1 dari 5 pasien maag di Indonesia terinfeksi H. pylori. “Angka kejadiannya 20 %. Sampel diambil dari 5 kota besar di Indonesia. Pada suku Papua sebesar 42,9%, Batak 40%, Bugis 36,7%, Tionghoa 13%, Dayak 7,5% dan Jawa 2,4%,” papar Prof. Ari.

Bagaimana H. pylori menyebabkan Anda sakit

Selama beberapa dekade, para dokter berpendapat bahwa luka/ bisul (tukak) di lambung dan saluran cerna dikarenakan oleh stres, makanan pedas, efek merokok atau gaya hidup tak sehat lainnya. Namun sekitar tahun 1982, ilmuwan Robin Warren dan Barry Marshall dapat mengidentifikasi hal-hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh infeksi H.pylori.

Setelah masuk ke dalam lambung, bakteri ini menyusup ke lapisan pelindung lambung. Mereka kemudian hidup berkoloni di dalam lapisan tersebut. Hidup dalam lapisan lambung memungkinkan kuman H.pylori terlindungi dari asam lambung secara langsung.  Bakteri ini mampu beradaptasi dengan lingkungan lambung yang sangat asam dan merubah lingkungan di sekitar mereka menjadi kurang asam.

H.pylori akan menghasilkan gas amoniak sebagai bahan sisa metabolisme tubuhnya. Amoniak bersifat merusak bagi lapisan pelindung lambung, sehingga semakin lama akan menipis. Saat kontak dengan asam lambung, permukaan lambung dapat mengalami erosi dan luka.

“Bakteri ini hidup selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menimbulkan gejala seperti rasa terbakar di perut yang datang dan pergi,” papar Prof. Ari. Biasanya seseorang pertama kali akan mendapatkan H.pylori saat anak-anak.

Rasa sakit akan terasa terutama ketika perut kosong, biasanya menyerang di tengah malam. Perut terasa lebih baik setelah makan, minum susu atau mengonsumsi obat antasida (obat maag).

Gejala infeksi H. pylori bervariasi, mulai tanpa keluhan, adanya bercak-bercak kemerahan pada dinding dalam lambung, tukak lambung atau pada usus dua belas jari.

Bentuk gejala lainnya seperti perut kembung, sendawa terus-menerus, mual, muntah, tidak merasa lapar dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Bakteri ini dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna yang jika tidak ditangani dapat menjadi masalah yang lebih serius. Perlu diwaspadai jika jika maag disertai dengan feses (tinja) berdarah (merah kehitaman atau bahkan hitam), sulit bernapas, kepala pusing seperti akan pingsang, merasa sangat lelah tanpa sebab jelas, kulit pucat dan muntah yang disertai darah.

WHO mengategorikan bahwa bakteri ini termasuk karsinogen grup 1 karena bisa memicu tumor kelenjar bening pada lambung (maltoma lambung) atau kanker lambung.

Namun, menurut riset yang dilakukan Prof. Ari yang dimuat dalam jurnal Gut Pathogen, jenis bakteri H.pylori yang ada di Indonesia tidak seganas seperti di negara-negara lain. Angka kejadian kanker lambung di Indonesia lebih rendah dari negara-negara lain, yakni 2,8 kasus per 100.000 penduduk.

Diagnosa H.pylori 

Yang pertama akan ditanyakan dokter adalah riwayat keluarga tentang penyakit ini. Ada kemungkinan H.pylori menyebar lewat air liur penderita yang telah terinfeksi, misalnya saat batuk.

Disarankan untuk memberitahukan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan rematik atau obat penghilang rasa nyeri, terutama nyeri sendi, karena jenis obat tersebut dapat menyebabkan keluhan lambung.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menekan perut untuk melihat tanda-tanda kembung, bengkak, atau nyeri. Dokter mungkin akan meminta dilakukan tes darah dan/atau tes tinja untuk melihat adanya antibodi khusus yang melawan H.pylori.

Pemeriksaan lainnya adalah tes napas (urea breath test). Anda akan diminta untuk meminum cairan urea dan bernapas dalam sebuah tas. H.pylori akan mengubah urea menjadi karbon dioksida; ditunjukkan dengan kadar karbon dioksida yang lebih tinggi dari normal.   

Sementara itu, untuk melihat lebih jelas kondisi lambung, dokter mungkin akan melakukan endoskopi lewat mulut untuk melihat kondisi lambung dan usus dua belas jari. Bisa juga dengan CT scan.

Pengobatan H.pylori

Terapi standar untuk infeksi H.pylori adalah gabungan antara dua jenis antibiotik (untuk berjaga-jaga jika bakteri tersebut resisten pada salah satu antibiotik tersebut), dan obat penekan produksi asam lambung. Biasanya pengobatan memakan waktu 1-2 minggu.

Evaluasi akan dilakukan setidaknya 4 minggu setelah selesai mengonsumsi obat. Jika pengobatan belum berhasil, akan dilakukan pengobatan dengan kombinasi lain. (jie)