Kembar Siam Annaya - Innaya berhasil dipisahkan
Kembar Siam Annaya - Innaya berhasil dipisahkan

Kembar Siam Annaya - Innaya Sudah Boleh Pulang, Deteksi Kembar Siam Dengan USG dan MRI

Bayi kembar siam dempet dada-perut (thoraco omphalopagus),      Annaya Rizka Ramadhani dan Innaya Rizka Ramadhani, berhasil dipisahkan dan sudah boleh pulang dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Selasa 28 Juni 2022.

"Pasien Annaya-Innaya asal Lombok Timur, NTB, masuk RSUD Dr. Soetomo 31 Januari 2022. Setelah dioperasi, perawatan dan pemulihan pasca operasi sekitar 5 bulan, sekarang sudah boleh pulang," ujar  Direktur RSUD Dr. Soetomo, dr. Joni Wahyuhadi kepada wartawan.

Operasi pemisahan balita kembar siam Anaya-Inaya, berlangsung sekitar 10 jam, pada 15 Februari 2022, disaksikan Bupati Lombok Timur melalui layar video.

Masalah jantung Innaya

Jauh sebelum dioperasi, tahun 2019, telah dilakukan pemantauan terhadap Annaya dan Innaya, puteri pasangan Jupri (39 tahun) dan Husniati (40 tahun). Operasi yang direncakan sempat tertunda karena  pandemi COVID-19. Tim dokter ketika itu menyatakan, kondisi Annaya baik. Innaya menderita kebocoran jantung.

Secara medis, Menurut dr. Putu Dian Saraswati, SpA, dari RSUD Dr. Soedjono, Selong, NTB, ketika itu kondisi ini dinilai tidak akan menyulitkan jalannya operasi. Kebocoran jantung kecil saja, dan dapat menutup sendiri setelah Innaya berusia 2 tahun; ketika diperiksa usianya sekitar 1,5 tahun.

Masalah pada hati

Hasil pemeriksaan Ultrasonography (USG) dan CT Scan, semua organ Innaya dan Annaya lengkap, kecuali hati (lever) yang menyatu.  Berdasar pengalaman tim dokter RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, yang sudah menangani 100 lebih operasi kembar siam, organ hati bisa dipisahkan dan nanti akan tumbuh sendiri. Annaya – Innaya merupakan pasien kembar siam ke 114 yang ditangani tim dokter RSUD. Dr. Soetomo. 

Libatkan puluhan tenaga medis

Penanganan terhadap Annaya – Innaya, yang dilakukan sejak pra-operasi (2019), saat tindakan operasi dan pasca operasi – melibatkan setidaknya 90 tenaga medis, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Sebanyak 50 orang dari RSUD Soedjono (NTB) dan 40 orang dari RSUD Dr. Soetomo.

Operasi pemisahan kembar siam merupakan kasus yang kompleks. “Operasi perlu perencanaan yang matang, melibatkan tenaga medis dari berbagai disiplin ilmu,” papar dr. Didi Danukusumo, Direktur Utama RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, beberapa waktu lalu, ketika di RS yang dipimpinnya akan dilakukan operasi kembar siam.

Dua macam kembar

Menurut Dr. dr. Johanes Edy Siswanto, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita beberapa waktu lalu, disebut kembar siam bila dua bayi yang lahir, kondisi fisiknya menyatu satu sama lain; di bagian kepala, dada, bagian perut atau bagian bawah tubuh bayi. Bayi kembar ada dua macam; kembar monozigot (kembar identik) dan dizigot (kembar fraternal).

Kembar monozigot berasal dari satu sel telur, terjadi ketika sel telur tunggal dibuahi sperma dan membentuk satu zigot (monozigot). Zigot kemudian membelah diri menjadi dua embrio berbeda. Kedua embrio berkembang menjadi janin dan saling berbagi pada rahim yang sama.

Kembar dizigot terjadi bila ada lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang dibuahi sel sperma, pada saat yang bersamaan. Proses dari kembar identik terjadi karena ada keterlambatan proses pembelahan, biasanya antara 12–13 hari. Bila proses keterlambatan dan pembelahan terhenti, bisa menyebabkan kembar siam. 

Sebagian besar kembar siam meninggal saat lahir

Bayi kembar siam terjadi pada 1 per 200.000 kelahiran. Hasil penelitian, 40-60 persen kembar siam meninggal saat lahir; 40 persen bertahan hidup selama 1 hari. Hanya 5-25 persen yang bertahan hidup sampai besar.

Tidak ada tanda atau gejala spesifik, yang menunjukkan  kehamilan dengan janin kembar siam. Seperti pada kehamilan kembar normal, rahim dapat membesar lebih cepat dibanding kehamilan dengan satu janin. Gejala mual, muntah dan rasa lelah pada awal kehamilan, umumnya juga lebih berat.

Menurut dr. Johanes, kembar siam dapat terdiagnosis lewat pemeriksaan ultrasonografi (USG) sejak akhir trimester pertama kehamilan. Pemeriksaan USG, ekokardiologi dan fetalkardiologi  dilakukan untuk menentukan derajat penyatuan kedua janin dan fungsi organ masing-masing janin. Bila terdeteksi kembar siam, pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). MRI menghasilkan pencitraan lebih rinci mengenai bagian-bagian tubuh yang menyatu dan organ-organ yang terbagi. (sur)