vaksin covid-19 dari china yang akan didistribusikan november

Ini Beda 3 Vaksin COVID-19 Dari China yang Akan Didistribusikan November Mendatang

Pemerintah berencana memulai program vaksinasi COVID-19 pada November 2020 mendatang, setelah memastikan pembelian vaksin dari tiga produsen di China. Ada sekitar 6,6 juta dosis vaksin yang disebut tiba November.

Dalam siaran pers Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi dijelaskan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, bersama Menkes Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, serta Dirut Bio Farma Honesti Basyir bertemu dengan tiga produsen vaksin COVID-19 pada Sabut (10/10/2020) lalu.

Tiga perusahaan bioteknologi pengembang vaksin dari China tersebut adalah G42/Sinopharm, Sinovac dan Cansino. Berikut perbedaan vaksin COVID-19 dari ketiga perusahaan tersebut:

Sinopharm

Vaksin yang dikembangkan Sinopharm – grup farmasi nasional China - memanfaatkan virus corona yang sudah dilemahkan; disebut juga inactivated vaccnine. Kandidat vaksin ini diklaim menjadi yang pertama di dunia yang menunjukkan imunogenisitas dan keamanan yang bagus.

Ketua China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), Liu Jingzhen, mengatakan kandidat vaksin ini telah melewati uji klinis fase I dan fase II pada 12 April 2020 lalu. Uji klinis fase III sedang dilakukan di Mesir, Peru, Maroko dan Argentina, dan telah masuk dalam daftar kandidat vaksin COVID-19 teratas oleh WHO.

Pada Juli 2020 lalu vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari pemerintah China.

Dikutip dari Global Times, Sinopharm telah menawarkan program vaksinasi pada siswa-siswa di China yang akan bepergian / belajar ke luar negeri dari November 2020 hingga Januari 2021.

Sinovac

Sebagaimana diketahui kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd, ini sedang tahap uji klinis fase 3 di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Uji klinis fase 3 vaksin bernama CoronaVac di Bandung ini dilakukan pada 11 Agustus 2020 lalu, bekerja sama dengan Bio Farma. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, merupakan salah satu relawan uji klinis ini, dari target 1.620 relawan.

Vaksin produksi Sinovac ini juga menggunakan virus yang dilemahkan atau diinaktivasi – seperti vaksin produksi Sinopharm. Sejauh ini dilaporkan tidak ada efek samping berat yang dirasakan relawan. Efek samping sebagian besar bersifat ringan seperti nyeri di tempat suntikan.

Cansino

Perusahaan Cansino Biologics mengembangkan vaksin COVID-19 yang dinamai Ad5-nCoV. Menggunakan bahan vaksin rekombinan berbasis adenovirus Ad5. Vaksin rekombinan menggunakan bagian/potongan protein virus, bukan virus utuh.

Pengembangan Ad5-nCoV saat ini masuk dalam pengujian klinis fase 3, yang telah dimulai sejak bulan Agustus 2020 lalu. Pengujiannya dilakukan di sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Pakistan dan Rusia.

Di China, vaksin ini sudah mendapat izin sebagai obat yang dibutuhkan secara khusus dan digunakan terbatas di kalangan militer.

Penggunaan darurat

Sebagai informasi, kandidat vaksin COVID-19 dari ketiga perusahaan tersebut sudah mendapatkan izin untuk penggunaan darurat (EUA) di sejumlah negara.

Menurut Prof. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eikjman, walau sudah mengantongi EUA tahapan uji klinis tetap harus diselesaikan.

Atau, penggunaan darurat vaksin diberikan pada populasi tertentu. “Untuk kelompok tertentu, tidak bisa dipakai secara luas. Salah satu negara juga menerapkan ini dengan memberikan vaksin COVID-19 pada militer,” imbuh Prof. Amin, dilansir dari Kompas. (jie)