kenapa harus gargle setiap hari

Ini Alasan Kenapa Perlu Gargle Setiap Hari

Gargle belum menjadi kebiasaan hidup sebagian besar masyarakat kita, padahal manfaatnya sangat besar untuk menjagak kebersihan dan kesehatan mulut dan tenggorok.

Gargle (dibaca gargel) dalam terjemahan bebas adalah berkumur. Tetapi para ahli menjelaskan gargle lebih dari berkumur, melainkan mencuci tenggorok dengan menengadahkan kepala 45 derajat, mengeluarkan udara napas menimbulkan suara “rrrrrr”, tapi tidak ditelan.

Ketua Kelompok Studi Laring Faring Perhati-KL, dr. Arie Cahyono, SpTHT-KL(K) memaparkan “Gargle atau berkumur di pangkal tenggorok merupakan cara untuk membersihkan kuman yang sudah masuk dari saluran pernapasan atas dan bersarang di tenggorok.”

Metode ini bermanfaat untuk penurunan odds ratio demam pada anak, penurunan insidensi ISPA (infeksi saluran napas akut), hingga terbukti mencegah infeksi saluran napas atas akut.

Selain itu melalui gargle terbukti mampu mengurangi keluhan halitosis (bau mulut), dan mengurangi nyeri serta memberikan rasa nyaman pada radang tenggorok.

“Di poli (klinik) nyeri menelan itu merupakan keluhan yang paling sering. Penyebabnya macam-macam, sekarang karena COVID-19, tetapi bisa akibat virus lain dan bakteri,” kata dr. Arie dalam peluncuran kampanye nasional Waktu Indonesia Gargle, Selasa (15/3/2022).

Ber-gargle akan mencuci permukaan tenggorok, sekaligus membuang bakteri, virus dan partikel-partikel lain yang ada di rongga mulut. Gargle bisa digunakan sebagai terapi tambahan mengatasi nyeri tenggorok.

Kenapa harus gargle setiap hari?

Para ahli merekomendasikan gargle dilakukan setiap hari. Minimal dua kali sehari (pagi dan sore hari) selama 30 detik, atau sesuai kebutuhan seperti saat keluar rumah dan setelah bertemu orang lain.

Manfaat gargle tiap hari bahkan telah dibuktikan dalam berbagai penelitian. Riset Michi Sakai, Takuro Shimbo, dkk, di Jepang membuktikan bila gargle tiap hari menggunakan air biasa pada orang sehat efektif menurunkan kejadian ISPA hingga 36%. Riset mereka diterbitkan di jurnal BMC Health Services Research.

Sakai juga menulis, di Jepang, kebiasaan gargle tiap hari telah dianjurkan sebagai salah satu cara pencegahan ketika terjadi pandemi influenza.

“Bahkan riset lain menyatakan gargle menggunakan air keran atau teh hijau sebagai cara efektif menjaga higienitas tenggorok dan mencegah kejadian demam pada anak di Jepang,” imbuh dr. Arie.  

Ber-gargle boleh dilakukan sejak usia 6 tahun ke atas, setelah anak-anak memiliki kontrol motorik yang sempurna sehingga mengurangi risiko tersedak. Pada anak-anak latihan gargle dimulai dengan menggunakan air putih.

Agar benar-benar efektif, “hindari makan atau minum 30 menit setelah ber-gargle,” dr. Arie menambahkan.

Bahan alami atau cairan antiseptik?

Gargle bisa dilakukan menggunakan bahan alami, seperti air putih, air garam dan teh hijau. Atau, memakai cairan antiseptik khusus, misalnya povidone iodine (PVP-I).

Air garam telah lama diketahui bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan dan kebersihan mulut. Berkumur menggunakan air garam dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri dan juga plak gigi yang memicu bau mulut.

Tak hanya itu, berkumur dengan air garam juga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka setelah pencabutan gigi atau tindikan pada area mulut. Bahkan, keluhan sariawan dan sakit gigi juga dapat teredakan.

Teh hijau (Camellia Sinensis) selama ini dikenal mengandung antioksidan tinggi. Ternyata teh hijau juga punya sifat antikaries yang mampu mencegah pembentukan plak gigi. Ini disebabkan kandungan fluoride yang akan memperkuat email gigi, serta ditunjang oleh catechin yang bersifat bakterisidal (antibakteri). Itu sebabnya teh hijau juga banyak dipakai dalam produk mouthwash.  

Sedangkan cairan antiseptik yang ideal, tukas dr. Arie, harusnya efektif untuk bakteri, virus dan jamur. Povidone iodine dikenal sebagai antiseptik spektrum luas yang bekerja untuk bakteri, jamur dan virus, termasuk coronavirus.

Riset Anderson, et al (2020) membuktikan PVP-I efektif menginaktivasi virus SARS-COV-2 dan menurunkan titer dalam 30 detik. Bidra, et al (2020) menulis bila PVP-I menginaktivasi SAR-COV-2 dalam 15 detik dengan konsentrasi ½, 1 dan 1 ½ persen.

Gargle tidak harus menggunakan cairan antiseptik, bisa dengan bahan natural. Kalau dengan antiseptik cukup sehari dua kali, pagi dan sore. Pada siang hari bila perlu, bisa dikombinasikan dengan air garam atau air putih biasa,” pungkas dr. Arie. (jie)