Efektifkan Imunoterapi Dalam Pengobatan Kanker Kolon ? | OTC Digest

Efektifkan Imunoterapi Dalam Pengobatan Kanker Kolon ?

Imunoterapi menjadi harapan baru penyebuhan penderita kanker kolorektal (kolon). Metode ini dapat mengurangi kerusakan sel sehat yang biasa terjadi saat kemoterapi. Imunoterapi didasarkan pada sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan agresi sel-sel kanker.

Dalam kasus kanker, perkembangan sel-sel tumor di tubuh terjadi pada skala besar. Ia akan menekan pertumbuhan sel-sel kekebalan tubuh. Sel kanker membelah tiap 2-6 minggu. Sebagai gambaran satu juta sel kanker akan sebesar ujung jarum, sementara satu milyar sel kanker seukuran buah anggur.

Imunoterapi diterapkan dengan memasukkan obat yang bisa menstimulasi pertumbuhan sel-sel pertahanan. ‘Sepasukan’ sel sehat ini akan membatasi perkembangan / pertumbuhan sel-sel tumor dan metastasis (penyebaran) tumor.  Imunoterapi dapat digunakan bersamaan dengan terapi lain atau berdiri sendiri.

Tim peneliti di Stanford University menggunakan Keytruda (pembrolizumab), obat yang menstimulasi sistem imun untuk melawan sel kanker kolorektal. Sebelumnya obat ini terbukti sukses membunuh sel kanker jenis melanoma dan digunakan pada kanker paru-paru.

Keytruda bekerja sebagai penghalang reseptor di tubuh yang mencegah sistem imun untuk bisa mengenali dan membasmi sel kanker. Keytruda secara spesifik menarget reseptor PD (programmed death)-1 yang ada di permukaan sel, yang ada pada beberapa tipe kanker pencernaan, seperti kolorektal, lambung dan kanker esofagus. 

Baca juga : Bagaimana Terapi Target Bisa Tingkatkan Harapan Hidup Pasien Kanker Kolon Stadium Lanjut

Penghalang PD-1 ini tampaknya bekerja lebih manjur pada tumor yang mengalami banyak mutasi. Pada penelitian awal Keytruda pada kanker kolorektal, hanya satu dari 33 pasien yang merespon baik pada obat ini.

Peneliti dari the Johns Hopkins Sidney Kimmel Comprehensive Cancer Center menemukan pasien mengalami kondisi yang disebut defisiensi ‘mismatch repair’ (MMR), di mana tumor tidak dapat memperbaiki kerusakan DNA-nya. Menyebabkan mutasi yang lebih banyak lagi.

Kemudian mereka melakukan studi fase 2. Hasilnya didapati pertumbuhan tumor terkontrol sampai 90% pada pasien dengan MMR. Pada November 2015 lalu, FDA (Food and Drug Administration ; semacam BPOM milik pemerintah AS) menyatakan Keytruda sebagai terobosan terapi untuk kanker kolorektal, dan segera meningkatkan studi pada fase 3, yakni melihat efektifitas obat pada subyek yang lebih banyak.

 “Seperuh dari pasien yang mengalami MMR mengalami penyusutan massa tumor sampai 50%. Bahkan, pada beberapa orang tumornya hilang sama sekali,” papar Luis Alberto Diaz, Jr. associate professor of oncology di the John Hopkins.

Keuntungan obat penghambat PD-1 (PD-1 inhibitor) adalah lebih tidak beracun dibanding obat kemoterapi lain. Memberikan efek samping ringan seperti kelelahan, ruam kulit, perut begah dan nyeri sendi. (jie)