terapi non obat untuk atasi gejala ADHD
terapi non obat untuk atasi adhd

Coba 3 Terapi Non Obat Ini Untuk Atasi ADHD

Orang dewasa dengan ADHD biasanya memiliki masalah di hubungan sosial atau kariernya karena penyakitnya ini. Tetapi kadang karena orang dewasa memiliki penyakit lain, sehingga terapi obat kurang disarankan. Di sinilah terapi non obat untuk ADHD berperan penting.

ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder) atau GPPH (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas) merupakan gangguan perkembangan neurologis (neurodevelopmental). Dalam bahasa yang lebih sederhana ADHD dikenal dengan hiperaktif, tetapi tidak semua perilaku hiperatif merupakan tanda ADHD.

Baca: ADHD Berbeda dengan Autisme, Yuk Kenali Ciri-Cirinya

ADHD paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah dasar. Sekitar 30-80% kasus ADHD menetap hingga remaja, dan 65% menetap sampai dewasa. Ditengarai satu dari 23 orang dewasa menderita ADHD.  

Menurut dr. Herbowo A. F. Soetomenggolo, SpA(K), masalah yang dialami penderita ADHD bisa terjadi selama masa anak-anak hingga dewasa. Penderita ADHD yang tidak diterapi memiliki kemungkinan 3x mengalami luka berat atau kecelakaan.

Remaja dengan ADHD juga memiliki 2-3x kemungkinan menggunakan obat-obatan terlarang, alkohol, atau rokok. “Karena mereka dicap bandel, dan akhirnya betul-betul terjerumus dalam kondisi tadi,” ujar dr. Herbowo.

Bila ADHD berlanjut hingga dewasa, umumnya mereka sulit bekerja, atau berpenghasilan rendah karena performanya dalam bekerja tidak baik.

Terapi non obat untuk pasien dewasa

Beberapa dokter akan ragu-ragu untuk meresepkan obat ADHD untuk orang dewasa, terutama orang dewasa yang lebih tua, karena memiliki risiko interaksi obat yang lebih besar. Obat yang biasa diberikan yakni methylphenidate.

Jika ADHD sampai menimbulkan gangguan fungsi sehari-hari, maka terapi obat-obatan masuk akal. Tetapi bila dampak ADHD kecil, dokter sangat mungkin menyarankan terapi non obat.

Melansir Health Harvard, berikut beberapa terapi non obat untuk mengatasi ADHD:

1. Terapi perilaku kognitif

ADHD bisa berdampak serius pada bagian tertentu, seperti performa pekerjaan. Seorang terapis bisa membantu Anda untuk mengatasi area yang membutuhkan perhatian khusus tersebut, memberi strategi yang akan membantu dalam situasi di tempat kerja atau tempat lain.

Salah satu pendekatan yang banyak digunakan adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT). Jenis psikoterapi ini membantu orang mengubah pola pikir negatif menjadi cara berpikir yang positif dan lebih sehat.  

Ide dasarnya adalah jika Anda mengubah cara berpikir tentang suatu situasi, maka perasaan dan perilaku Anda juga bisa berubah. Misalnya, CBT dapat membantu mengubah pemikiran “semua atau tidak sama sekali”, di mana banyak penderita ADHD cenderung berpikir bahwa pencapaian mereka pasti sempurna atau gagal.

CBT akan fokus memberi Anda alat bantu mengatasi tekanan dan tantangan dalam hidup. Berusaha meningkatkan rasa percaya diri seringkali merupakan aspek yang sangat penting dalam pengobatan ADHD.

2. Terapi emosional

ADHD bukan hanya tentang memperhatikan percakapan, atau berkonsentrasi dalam rapat. Penyakit dapat menyebabkan naik turunnya emosi, yang dapat menghambat hubungan dan aktivitas sehari-hari. Hanya menunggu dalam antrean dapat membuat penderita ADHD sangat mudah tersinggung.

Begitu juga dengan kemunduran kecil, seperti memiliki proyek yang tidak berjalan dengan baik atau memiliki bos yang mengubah deadline atau menuntut lebih banyak pekerjaan di menit-menit terakhir.

Umumnya orang dewasa dengan ADHD juga memiliki kondisi kesehatan mental lainnya. Anxiety and Depression Association of America mencatat sekitar 50% orang dewasa dengan ADHD, juga memiliki gangguan kecemasan.

Sehingga akan sangat membantu untuk menemukan psikiater atau terapis jenis lain untuk membahas gejala emosional Anda dan setiap tantangan atau keberhasilan dalam hidup Anda.

3. Neurofeedback

Neurofeedback adalah bentuk perawatan yang mengajarkan Anda bagaimana mengatur gelombang otak untuk meningkatkan fungsi otak dan kesejahteraan mental.

Aktivitas otak dipantau melalui mesin yang disebut electroencephalograph. Sinyal otak melewati satu atau lebih petunjuk yang ditempatkan di kepala ke komputer, yang menerjemahkan sinyal otak ke dalam tampilan video atau audio.

Penderita ADHD sering memiliki aktivitas gelombang lambat (slow-wave) yang berlebihan di otak. Melalui terapi neurofeedback, Anda dapat belajar melakukan tugas yang dapat meningkatkan fungsi otak (korteks prefrontal) dengan menekan aktivitas gelombang lambat dan meningkatkan frekuensi gelombang tinggi. (jie)