Bermacam Kanker Otak, Glioblastoma yang Paling Ganas | OTC Digest
kanker_otak_glioblastoma

Bermacam Kanker Otak, Glioblastoma yang Paling Ganas

Kanker otak tidak termasuk 10 kanker paling umum di Indonesia. Namun, kanker ini termasuk salah satu kanker yang paling ganas. Sebelumnya, bedakan dulu antara kanker otak dengan tumor otak. “Kanker otak adalah pertumbuhan sel secara berlebihan dan tanpa kendali, yang tumbuh dan menyebar di dalam otak,” terang Dr. dr. Made Agus M. Inggas, Sp.BS, Ketua Departemen Bedah Saraf MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta. Pada tumor otak, sel juga tumbuh berlebihan dan tanpa kendali, tapi tidak ada penyebaran.

Ada kanker otak primer, ada pula yang sekunder. Kanker otak primer adalah kanker yang selnya berasal dari otak. Kanker otak primer sangat cepat menyebar ke bagian otak lain, tapi sangat jarang menyebar ke luar otak.

Adapun kanker otak sekunder adalah kanker yang berasal dari luar otak (organ tubuh lain), yang menyebar ke otak. Kanker otak sekunder bisa dipastikan sudah stadium 4, karena dianggap sudah terjadi penyebaran ke tempat yang jauh (otak). Pada perempuan, 70% kanker otak sekunder adalah penyebaran dari kanker payudara, sedangkan pada laki-laki umumnya merupakan penyebaran dari kanker paru.

Kanker otak primer dibagi menjadi empat grade. Grade 1 (pilocytic astrocytoma) dan grade 2 (diffuse astrocytoma atau astrocytoma derajat rendah) digolongkan sebagai tumor otak. Grade 3 (anaplastic astrocytoma) dan grade 4 (glioblastoma multiforme) digolongkan sebagai kanker. Glioblastoma adalah yang paling ganas dan paling tinggi stadiumnya,” ujar Dr. dr. Made. Kabar buruk, glioblastoma merupakan jenis kanker otak yang sering terjadi.

Glioblastoma merupakan glioma yang paling agresif. Glioma adalah tumor yang berkembang dari sel-sel glia, yakni sel berbentuk bintang (astrocytes dan oligodendrocytes) yang mendukung kesehatan sel-sel saraf di otak.

Glioblastoma sangat cepat menyebar. Secara teori, harapan hidup pasien glioblastoma dengan pengobatan lengkap yakni dua tahun, dan hampir tidak ada yang bertahan dalam jangka panjang. AANS (American Association of Neurological Surgeons) menyebut, umumnya kematian terjadi dalam 15 bulan setelah diagnosis. “Tapi tidak bisa digeneralisir. Banyak juga yang bisa bertahan sampai lebih dari lima tahun,” ucap Dr. dr. Made.

Tidak seperti kanker lain yang tumbuh secara bertahap dari stadium dini, glioblastoma bisa muncul secara de novo atau muncul pertama kali langsung grade 4. Ini biasanya terjadi pada usia 60 tahun ke atas. Pada usia yang lebih muda, glioblastoma biasanya muncul secara bertahap. Diawali dari astrocytoma derajat rendah (grade 2), lalu berkembang ke grade 3, dan akhirnya menjadi glioblastoma. Secara umum, glioblastoma cenderung muncul di usia 45 – 70 tahun.

 

Deteksi dan diagnosis

Mengenali gejala kanker otak tidak selalu mudah, karena kerap tidak khas. Untuk itu, Dr. dr. Made menyarankan untuk melakukan pemeriksaan MRI bersamaan dengan medical check up rutin. Tidak lain agar kanker otak bisa dideteksi secara dini, dan bisa segera dilakukan pengobatan. Angka keberhasilan pengobatan akan lebih tinggi.

Bila ditemukan ada massa di otak melalui pemeriksaan MRI, “Sebesar atau sekecil apapun ukurannya, harus diambil.” Tujuannya agar tumor bisa dievaluasi; apakah jinak ataukah ganas (kanker), dan apa pula jenisnya. Selain itu juga untuk mengurangi ukuran tumor/kanker hingga sekecil mungkin. Pengambilan tumor bisa dengan operasi terbuka (kraniotomi), atau biopsi; tergantung tampilan klinis dan letak tumor.

Pengobatan untuk kanker otak telah berkembang, sehingga harapan hidup makin meningkat. Tidak perlu jauh-jauh berobat ke luar negeri, karena pengobatan kanker otak di Indonesia sesuai dengan standar internasional, dan ditanggung oleh BPJS. Seperti apa pengobatannya? Simak artikel selanjutnya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com