infeksi h pylori bisa berkembang menjadi kanker lambung

Awas Infeksi H.pylori Dapat Berkembang Menjadi Kanker Lambung

Infeksi Helicobacter pylori (H.pylori) walau pada banyak orang tidak menyebabkan masalah, namun pada yang “kurang beruntung” berkembang menjadi kanker lambung.

Pada 1994, the International Agency for Research on Cancer resmi menggolongkan bakteri H.pylori sebagai karsinogen (penyebab kanker). Namun pada kanker esofagus (kerongkongan) terdapat anomali: peningkatan infeksi H.pylori justru dikaitkan dengan penurunan kasus kanker esofagus.

Kanker lambung merupakan kanker yang ada di perut, berasal dari sel epitel dinding perut. Para ahli menggolongkan kanker lambung menjadi dua kelas: kanker lambung kardia (berada di bagian atas lambung yang bertemu dengan esofagus) dan non kardia (berada di area lain lambung).

Jepang dan Denmark adalah Negara yang dikenal memiliki jumlah kasus kanker lambung tinggi. Amerika dan Australia mempunyai tingkat yang lebih rendah. Perbandingan pria dan wanita sekitar 3:1, dengan usia rentan antara 50-60 tahun.

Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, FINASIM, FACP, peneliti saluran cerna sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan, “Di Jepang, kuman ini menyebabkan kanker lambung. Di India, dia menyebabkan tukak (luka). Untungnya di Indonesia angka-angka itu tidak tinggi.” 

Angka kejadian kanker lambung di Indonesia lebih rendah dari negara-negara lain, yakni 2,8 kasus per 100.000 penduduk.

Infeksi H.pylori diketahui sebagai penyebab utama kanker lambung. Namun selain itu ada beberapa faktor lain, termasuk gastritis kronis (radang dinding lambung dalam waktu lama), diet tinggi garam, banyak mengonsumsi makanan yang di asap, kurang asupan serat, merokok, memiliki sejarah operasi tumor lambung atau memiliki keluarga yang menderita kanker lambung.

Bagaimana H.pylori bekerja

Beberapa tipe H.pylori menggunakan “jarum” untuk menyuntikkan toksin yang diproduksi oleh gen yang disebut cytotoxin-associated gene A (cagA) ke ‘persimpangan’ di mana sel-sel lapisan lambung bertemu. CagA merubah struktur sel lambung dan memungkinkan bakteri lebih mudah menempel.

Dalam jangka panjang, terekspos racun cagA menyebabkan inflamasi sel. Ini lah yang berubah menjadi sel kanker.

Meta analisa dari 16 penelitian yang dilakukan oleh Huang JQ dan Zheng GF, mendapati bahwa seseorang yang positif terinfeksi cagA berisiko dua kali lebih banyak mengalami kanker lambung non kardia.

Namun di satu sisi, riset Ye W dan Held M menunjukkan penurunan risiko kanker lambung kardia dan kanker esofagus.  Temuan ini dimuat dalam Journal of the National Cancer Institute 2004.

Antibiotik menurunkan risiko kejadian kanker

Dalam penelitian klinis acak (randomized clinical trial) jangka panjang yang dilakukan di Shandong, China –sebuah area di mana angka kanker lambung sangat tinggi- didapati bahwa pengobatan jangka pendek menggunakan antibiotik mampu mematikan H. pylori.

Ma JL, Flores R dan Lam TK memantau perkembangan pasien selama kurun waktu 15 tahun. Dalam kurun waktu tersebut insiden kanker lambung turun sampai 40%. 

Pada mereka yang sudah dinyatakan menderita kanker lambung, operasi merupakan metode efektif yang banyak digunakan pada stadium awal dan menengah.

Kemoterapi menjadi terapi pembantu setelah operasi, guna menghancurkan sisa sel kanker. Bisa juga digunakan pra operasi, guna mengontrol transfer sel kanker. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan operasi.

Radioterapi preoperatif atau intraoperatif pada penderita kanker lambung dapat meningkatkan hasil yang diharapkan. Radioterapi juga digunakan untuk meringankan gejala dan memperpanjang jangka waktu untuk hidup. (jie)

Baca juga : Kenali Gejala Maag Akibat Infeksi H pylori