Apa Yang Dilakukan Bila Alergi Pada Anak Muncul? | OTC Digest

Apa Yang Dilakukan Bila Alergi Pada Anak Muncul?

Penyebab utama alergi di usia dini, yakni bayi tidak diberi ASI. Pada kondisi tertentu, ASI tidak keluar atau produksinya sedikit. Atau, ibu mengalami kondisi yang tidak mungkin memberikan ASI, misalnya karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Bila bayi sudah menunjukkan gejala alergi, susu hidrolisat parsial tidak bisa diberikan karena peptida protein susu masih cukup besar. Yang disarankan adalah susu hidrolisa ekstensif.

Pada susu jenis ini, protein susu dipecah menjadi lebih kecil dari susu hidrolisat parsial. Namun sayangnya rasa susu hidrolisa ekstensif kurang enak dan harganya lebih mahal, karenanya disarankan diberikan hanya bila sudah ada gejala alergi susu sapi.

Untuk pengobatan, ada beberapa tahap. “Pertama, hindari pencetus,” ujar Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) dari FKUI/RSCM, Jakarta. Bila pencetusnya tungau debu rumah, jaga selalu kebersihan rumah. Ganti sprei, selimut dan gorden secara teratur agar tidak menjadi sarang tungau debu rumah pemicu pilek alergi.

Sebaiknya, hindari penggunaan karpet tebal dan bila tetap digunakan, bersihkan setiap hari dengan penyedot debu.

Pemberian obat

Bila faktor pencetus tidak bisa dihindari, diperlukan obat. Ada dua macam obat: yang menghilangkan gejala dan obat untuk pencegahan jangka panjang.

Obat jenis pertama hanya diberikan saat timbul serangan alergi. Obat yang kedua diberikan rutin selama periode waktu tertentu meski tidak ada serangan. Perlu pemantauan dokter untuk menilai keberhasilan. Misalnya pada pasien asma, ada obat yang bisa digunakan setiap hari untuk mengurangi iritasi dan pembengkakan saluran udara di paru-paru.

Pilihan lain adalah imunoterapi.  Diberikan faktor pencetus alergi dalam dosis kecil yang sudah diatur, dan dinaikkan secara bertahap sedikit demi sedikit. Biasanya zat disuntikkan atau diletakkan di bawah lidah. “Harus dilakukan oleh dokter,” ungkap dr. Zaki.

Alergi adalah penyakit kronis (berlangsung lama). Secara teori tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol. Upaya pencegahan dan mengatasi bila sudah timbul reaksi alergi, perlu untuk mencegah alergi berkembang menjadi lebih berat.

Susu kedelai

Adapun susu hipoalergenik berbahan dasar kedelai (soya) dianjurkan untuk bayi usia >6 bulan. Alasannya, protein nabati yang terkandung dalam susu kedelai tidak selengkap yang ada di sumber hewani, dan tidak mengandung kolesterol yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang organ-organ tubuhnya.

Susu kedelai untuk bayi bukan sari kedelai, melainkan susu dengan isolat protein kedelai, yang sudah diproses dan difortifikasi sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Susu isolat kedelai bisa digunakan pada bayi yang menunjukkan gejala alergi susu sapi. Tidak disarankan untuk pencegahan. Diskusikan dengan dokter anak mengenai pemilihan susu, apakah sebaiknya menggunakan susu sapi hidrolisat ekstensif atau isolat protein kedelai, karena kondisi tiap anak berbeda. (jie, nid)

Baca juga : Perjalanan Panjang Melawan Alergi Pada Anak