gangguan ingatan yang normal terjadi pada lansia

6 Hal Gangguan Ingatan yang Normal Terjadi Pada Lansia

Lupa tentang suatu adalah hal yang lumrah, dan normal bila suatu saat menjadi lebih pelupa seiring usia yang menua. Tetapi seberapa banyak kadar pelupa yang normal? Bagaimana Anda bisa membedakan bila gangguan ingatan Anda adalah sesuatu yang normal, atau merupakan gejala sesuatu yang lebih serius?  

Orang sehat akan mengalami penurunan fungsi otak / ingatan seiring bertambahnya usia. Penurunan daya ingat ini akan semakin terlihat pada lansia (>60 tahun). Tetapi, kecuali kadar lupa tersebut ekstrim, gejala lupa tersebut tidak dikategorikan sebagai demensia (pikun).

Baca : Membedakan Gejala Lupa Alamiah Atau Pikun Akibat Penyakit Alzheimer

Berikut menurut Health Harvard enam masalah ingatan yang normal terjadi pada orang tua:

1.Transience

Ini adalah kecenderungan untuk melupakan fakta atau peristiwa dari waktu ke waktu.

Anda kemungkinan besar akan melupakan informasi segera setelah mempelajarinya. Namun, memori memiliki kualitas ‘gunakan-atau-hilang’. Di mana ingatan yang sering dipanggil dan digunakan kemungkinan besar tidak akan dilupakan.

Meskipun tampak seperti tanda kelemahan ingatan, ilmuwan otak menganggapnya bermanfaat karena membersihkan otak dari ingatan yang tidak terpakai, memberi jalan bagi memori yang lebih baru dan lebih berguna.

2. Ketidakpedulian

Jenis lupa ini terjadi saat Anda tidak memperhatikan dengan cukup cermat. Lupa di mana meletakkan benda karena tidak fokus pada tempat pertama Anda meletakkannya.

Anda memikirkan hal lain (atau, mungkin, tidak ada yang khusus), jadi otak Anda tidak menyimpan informasi dengan aman. Ketidakpedulian juga melibatkan lupa melakukan sesuatu pada waktu yang ditentukan, seperti minum obat atau membuat janji.

3. Pemblokiran

Seseorang mengajukan pertanyaan kepada Anda dan jawabannya ada di ujung lidah Anda; Anda mengetahuinya, tetapi tidak dapat memikirkannya. Ini mungkin contoh pemblokiran yang paling umum, ketidakmampuan sementara untuk mengambil kembali memori.

Dalam banyak kasus, penghalangnya adalah ingatan yang mirip dengan yang ingin dicari, dan Anda mengambil yang salah. Ingatan yang ‘bersaing’ ini begitu mengganggu sehingga Anda tidak dapat memikirkan memori yang Anda inginkan.

Para ilmuwan berpikir bahwa pemblokiran memori menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan mereka jugalah yang menyebabkan orang tua sulit mengingat nama orang lain.

4. Kesalahan atribusi

Kesalahan atribusi terjadi ketika Anda mengingat sebagian hal dengan akurat, tetapi salah mengartikan beberapa detail, seperti waktu, tempat, atau orang yang terlibat.

Jenis kesalahan atribusi (pengaitan) lainnya terjadi ketika Anda yakin bahwa sebuah pemikiran yang Anda miliki benar-benar orisinal, padahal sebenarnya, itu berasal dari sesuatu yang sebelumnya Anda baca atau dengar tetapi telah Anda lupakan.

Kesalahan atribusi juga lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya usia, Anda menyerap lebih sedikit detail saat memperoleh informasi karena Anda agak kesulitan berkonsentrasi dan memproses informasi dengan cepat.

5. Sugestibilitas

Ini merupakan kerentanan ingatan terhadap kekuatan sugesti. Atau, informasi yang dipelajari tentang suatu kejadian setelah fakta dimasukkan ke dalam ingatan tentang kejadian tersebut, meskipun Anda tidak mengalami detail ini.

Sugesti mampu menipu pikiran sehingga Anda mengira itu adalah ingatan yang nyata.

6. Ingatan yang terus-menerus

Kebanyakan orang khawatir jika melupakan sesuatu. Tetapi dalam beberapa kasus orang tersiksa oleh ingatan yang tidak bisa mereka lupakan. Ingatan yang terus-menerus akan peristiwa traumatis, perasaan negatif, dan ketakutan yang terus-menerus adalah bentuk lain dari masalah ingatan.

Orang yang menderita depresi cenderung memiliki ingatan yang terus-menerus dan mengganggu. Begitu juga dengan orang dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD), misalnya ingatan tentang pelecehan seksual, kecelakaan atau pengalaman masa perang. (jie)