beda vaksin sinovac di indonesia dan vaksin pfizer di inggris

3 Perbedaan Vaksin Sinovac di Indonesia Dengan Vaksin Pfizer yang Sudah Disuntikkan di Inggris

Harapan mengalahkan virus SARS-CoV-2 mulai meninggi di seluruh dunia setelah vaksin COVID-19 mulai disuntikkan. Margaret Keenan, wanita 91 tahun ini adalah yang pertama mendapat suntikan vaksin produksi Pfizer di Inggris. Sementara di Indonesia, vaksin Sinovac yang baru saja tiba rencananya mulai didistribusikan dan bisa digunakan awal Januari 2021.

Setelah diberikan pada Margeret Keenan, di minggu-minggu ke depan ada sekitar 800.000 dosis vaksin produksi Pfizer dan BioNtech (perusahaan Jerman) akan disuntikkan. Prioritas pertama untuk tenaga medis dan lansia di Inggris.

Sementara di Tanah Air, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberi keterangan pers setelah kedatangan 1,2 juta vaksin Sinovac Biotech Ltd.  Ia menjelaskan sasaran pertama vaksinasi adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

Tetapi sebelum itu, vaksin Sinovac harus menjalani serangakaian tahapan dan mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum diedarkan.

Untuk Anda ketahui, ada perbedaan mendasar antara vaksin produksi Sinovac dengan vaskin Pfizer. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut

Efektivitas

Dari data interim pertama uji klinis fase 3 yang melibatkan 43.538 partisipan, vaksin Pfizer menunjukkan efektivitas hingga 90% mampu mencegah infeksi virus corona.

Dalam laporan lengkap pertamanya, data menunjukkan bila vaksin Pfizer bisa mencegah infeksi virus corona, bahkan untuk infeksi sedang hingga berat. Dan ia 94% efektif untuk lansia.

Sementara vaksin produksi Sinovac yang juga diujicobakan di Bandung, belum dilaporkan efektivitasnya karena pengujian masih berlangsung.

Ketua Komnas Komite Nasional Pengkajian Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), Prof Dr Hindra Irawan Satari dr SpA(K) mengatakan, sejauh ini perkembangan uji fase 3 vaksin Sinovac hasilnya baik.

"Di Bandung, dari 1600-an (1620 subyek) yang diberikan vaksin (Sinovac), tidak ada yang mengalami efek samping serius," kata Hindra Dalam konferensi pers saat itu, Kamis (19/11/2020).

Bahan yang berbeda

Vaksin produksi Sinovac – bernama CoronaVac – menggunakan virus yang dilemahkan atau diinaktivasi untuk mempersiapkan sistem kekebalan tubuh dan menargetkan virus yang sebenarnya.

Menurut Sekretaris Eksekutif Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Dr. dr. Julitasari Sundoro, MSc-PH, vaksin yang dikembangkan dengan metode ini bisa memiliki risiko efek samping yang kecil, dibandingkan menggunakan vaksin dari virus hidup.

Sedangkan vaksin Pfizer menggunakan pendekatan berbeda (pertama dalam pengembangan vaksin), yakni berbasis molekul genetik (mRNA) virus corona, untuk membuat sel tubuh kita memroduksi protein virus sendiri.

Sistem imun kita akan menghadapi protein virus itu dan membuat antibodi dan sel-sel kekebalan yang akan mengenali protein virus dan melakukan serangan dengan cepat.

 

Penyimpanan dalam suhu ekstrim

Vaksin secara umum harus disimpan di tempat penyimpanan khusus yang dingin agar tidak mudah rusak.

Vaksin COVID-19 Sinovac diketahui datang ke Indonesia dengan menggunakan kontainer Envirotainer RAP e2 dan disimpan di cool room milik PT Bio Farma. Cool room disebut bersuhu 2-8 °C dan sudah disterilisasi.

Berbeda dengan vaksin Sinovac, vaksin produksi Pfizer membutuhkan penyimpanan dengan suhu yang lebih dingin, yakni -70 °C. Suhu seperti ini sama dengan suhu terendah di Antartika. Kondisi ini akan mempersulit distribusi vaksin, khususnya di daerah terpencil dan negera-negara berkembang.

Menurut Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kepada BBC, transportasi vaksin Pfizer dari pabrik ke lengan pasien akan menjadi operasi logistik raksasa. (jie)