tukul arwana perdarahan otak bukan karena vaksin covid-19
tukul arwana perdarahan otak bukan karena vaksin covid-19

Tukul Makin Membaik, Insya Allah Akan Pulih Seperti Maradona

Kondisi komedian papan atas Tukul Arwana, 57 tahun, semakin membaik. Setelah menjalani operasi pada Rabu malam 22 September 2021, “Pagi harinya alat bantu pernapasan ventilator sudah dicopot,” ujar Rizki Kimon, manager Tukul, Minggu 26 September 2021. “Beliau sudah bisa merespon kalau ditanya atau diajak bicara, caranya lewat tatapan mata dan sedikit gerakan tangan.”

Tukul yang namanya melejit lewat acara “Empat Mata”, “Bukan Empat Mata” dan belakangan “Tukul Arwana One Man Show”, awalnya mengeluh kepalanya pusing. Tak ada yang kuatir, karena ia terkadang memang suka sakit kepala. Makin sore, sakitnya makin menjadi-jadi sampai kemudian Tukul jatuh pingsan. Menjelang magrib, Rabu 22 September 2021, sang komedian dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) di Cawang, Jakarta Timur.

Tukul diketahui mengalami perdarahan otak. Melihat situasi kondisi yang dialami pasien Tukul, tim dokter spesialis yang menangani mengambil keputusan malam itu juga melakukan tindakan operasi. Operasi yang perkirakan akan berlangsung selama 4 jam, waktunya lebih singkat menjadi sekitar 2 jam saja.

Tukul perdarahan otak bukan karena vaksin COVID-19

Kimon dan pihak keluarga Tukul menyayangkan berita hoax yang sempat beredar luas, bahwa komedian Tukul meninggal dunia setelah dioperasi. Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS, juga membantah bahwa Tukul mengalami pendarakan otak karena disuntik vaksin COVID-19.

Memang, Tukul divaksinasi pada 18 September 2021, atau 4 hari sebelum mengalami perdarahan otak dan dilarikan ke RS PON. Tapi, "Perlu kami tegaskan dan klarifikasi, tidak ada hubungan antara perdarahan otak atau stroke dengan vaksin COVID-19," ujar dr. Mursyid kepada pers, Jumat 24 September 2021. “Vaksin merek apapun, tidak ada hubungan dengan perdarahan otak.”

Baca: Tukul Perdarahan Otak, Ditangani Tim Ahli RS Pusat Otak Nasional

Kondisi yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak, tidak termasuk dalam kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek samping vaksinasi. "Belum pernah dilaporkan ada KIPI vaksinasi COVID-19, berupa penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah otak," ujar dr. Mursyid.

Ia berharap, masyarakat tidak mudah termakan hoax, bahwa vaksin COVID-19 berisiko menyebabkan stroke perdarahan.

Tukul alami stroke perdarahan

Mengapa dokter memutuskan untuk segera mengambil tindakan operasi, karena Tukul terserang stroke. Menurut dr. Mursyid, penyakit stroke ada dua macam; stroke penyumbatan dan stroke perdarahan. Kondisi yang dialami Tukul, adalah stroke jenis perdarahan atau hemorrhagic stroke.

"Stroke perdarahan terjadi, ketika tekanan darah terlalu kuat. Akibatnya, pembuluh darah bocor. Darah keluar dari tempat yang seharusnya. Keluarnya darah dari pembuluh darah ini menimbulkan masalah," katanya.

Darah yang keluar dari tempat yang seharusnya, akan membeku dan mengganggu daerah otak yang berdekatan dengan area pecahnya pembuluh darah. Saraf otak terganggu, hingga dapat menyebabkan risiko kematian. "Perlu tindakan operasi, untuk sesegera mungkin mengevakuasi gumpalan darah beku di sekitar area pembuluh darah otak yang pecah," kata dr. Mursyid.

Maradona pernah operasi otak seperti Tukul

Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona, pada 3 November 2020.  menjalani operasi otak karena subdural hematoma. Yaitu perdarahan otak yang terjadi karena ada trauma di kepala, menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Adalah Dr. Leopoldo Luque, ahli bedah saraf dan dokter pribadi Maradona, yang menangani hematoma jawara sepakbola Argentina itu. "Kondisi Diego Maradona terkendali. Ada saluran pembuangan kecil, untuk mengeluarkan cairan yang rencananya akan kami keluarkan. Berapa lama dia dirawat di rumah sakit, tergantung kondisinya."

Prosedur operasi Maradona memakan waktu sekitar 80 menit (sebagai perbandingan, Tukul dioperasi sekitar 2 jam atau 120 menit). " Cara tubuh Maradona bereaksi setelah operasi, terlihat menjanjikan. Masa pemulihannya berjalan sangat bagus," ujar Dr. Luque. Maradona masuk rumah sakit sehari sebelumnya, 2 November 2020. Hasil pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI), Maradona mengalami hematoma subdural.

Berbeda dengan Tukul yang tidak pernah sakit, usai gantung sepatu tahun 1997, Maradona mengalami banyak masalah kesehatan. Tahun 2004, dia dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung dan pernapasan, terkait perjuangannya melawan kecanduan narkoba.

Ia menjalani operasi bypass lambung untuk mengendalikan berat badan, dan menjalani perawatan akibat kecanduan minum alkohol. Januari 2019, ia mengalami perdarahan internal di perut, dan dilarikan ke rumah sakit. Setahun sebelumnya, dia jatuh pingsan pada pertandingan Argentina vs Nigeria, di ajang Piala Dunia 2018, Rusia.

Ketika Maradona menjalani operasi otak, bintang sepak bola Argentina dan Barcelona, Lionel Messi - yang sering disebut sebagai “titisan” Maradona-  mengirimkan pesan melalui akun Instagram-nya, @leomessi. Ia tampilkan foto dirinya bersama Maradona, dimbuhi kata-kata dalam bahasa Spanyol yang artinya kira-kira, "Diego, saya dan keluarga ingin melihat Anda segera pulih. Pelukan dari hati!" (sur)