Olivia Lubis Jensen | OTC Digest

Olivia Lubis Jensen

Bagi Olivia Lubis Jensen, olahraga adalah kesenangan. Ia menggandrungi olahraga sejak masih sekolah; segala jenis olahraga pernah dicoba. Bukan karena mau jadi atlet, “Aku suka tantangan. Aku merasa benar-benar ‘hidup’ saat bisa memaksimalkan waktu dan kehidupan yang aku punya; nggak hanya nongkrong.” Foto model dan pemeran utama di film Bukan Cinta Biasa (2009) ini memang tidak bisa diam. “Kayaknya rugi banget kalau menjalani hidup hanya berdiam diri.”

Kelahiran Copenhagen (Denmark), 11 April 1993, ini lebih memilih olahraga ketimbang diet, untuk memelihara berat badan. “Diet mati-matian menahan makan, itu menyiksa. Dengan aktif bergerak, terasa fun dan banyak manfaat lainnya; fisik maupun psikis,” ujarnya. Pola makannya sederhana, yang penting bergizi seimbang dan tidak terlalu banyak makan makanan yang kurang baik seperti minyak dan karbohidrat. Sesekali, ia makan burger dan lain-lain.

Yoga dan lari kini menjadi olahraga utama. Ia rutin melakukannya, 4-5 kali seminggu, “Biasanya  sore hari, setelah aktivitasku selesai.” Berenang, pilates dan  body exercise kadang dilakoni. Olahraga juga merupakan cara Oliv untuk melepaskan diri dari stres dan beban pekerjaan. “Berolahraga membuatku lebih bersemangat, termotivasi dan tidak gampang capek. Kalau tidak aktif, mood mudah naik-turun,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara.

Saat berlibur ke luar negeri, ia tidak sekedar melihat-lihat atau belanja, “Tapi juga lari.” Berlari di tempat yang fasilitasnya lebih OK dan udaranya lebih bersih, merupakan pengalaman tersendiri. Sejauh ini, ia paling suka berlari di Australia, karena suhu udaranya tidak terlau panas atau dingin, seperti suhu ruangan. Tapi untuk ikutan lomba lari marathon, “Belumlah.”

Rerata perempuan takut berpanas-panasan dan berkeringat. Bagi Oliv, itu bukan masalah, “Yang penting aku menikmati, dan itu bagus buatku." Keringat bercampur dengan bakteri bisa menjadi bau badan. Tidak takut? “Pakai pelindung. Aku nggak mau aktivitas terhambat karena takut bau; rasanya seperti menyia-nyiakan hidup.” (nid)