bermain boneka kembangkan ketrampilan sosial dan empati anak

Bermain Boneka Ternyata Membantu Kembangkan Ketrampilan Sosial Anak

Bermain dengan boneka, menurut tim peneliti dari Inggris, bisa mengaktifkan daerah otak yang berfungsi sebagai proses informasi sosial dan empati. Ini sekali lagi membuktikan bila mainan jadul – dalam hal ini boneka – jauh lebih bermanfaat daripada membiarkan anak Anda bermain dengan gawai (tablet atau ponsel).

Tim ahli saraf dari Universitas Cardiff, Inggris mengumumkan studi terbaru mereka yang dilakukan menggunakan ilmu saraf (neuroscience) untuk pertama kalinya guna melihat manfaat bermain boneka pada anak-anak.

Studi dilakukan dengan melibatkan 42 anak (20 anak laki-laki dan 22 anak perempuan) berusia 4-8 tahun.

Penelitian ini menunjukkan bukti baru bahwa permainan boneka mengaktifkan daerah otak yang memungkinkan anak-anak mengembangkan empati dan keterampilan pemrosesan informasi sosial, bahkan ketika bermain sendirian.

Banyak orang tua yang tidak menyadari manfaat dari bermain boneka, atau juga action figure untuk anak laki-laki. Sehingga banyak orangtua yang menganggapnya sebagai mainan usang, dan memilih menyediakan gawai untuk sarana bermain anaknya.

Dalam riset tersebut, peneliti menyoroti bahwa bermain dengan boneka dapat memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan bermain dengan tablet, karena memungkinkan mereka mengembangkan empati dan keterampilan sosial.

Mereka dapat belajar bagaimana mengantisipasi kebutuhan orang lain, merencanakan perilaku dan tindakan, memikirkan emosi orang lain, serta keterampilan diplomasi dan bagaimana menyelesaikan permasalahan.

Peneliti juga mendapati bahwa 91% orang tua menilai empati merupakan keterampilan sosial utama yang ingin mereka kembangkan pada anak mereka, tetapi hanya 26% yang menyadari bahwa bermain boneka dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan ini. Peneliti mengambil data dari survei yang dilakukan oleh OnePoll pada Juli 2020 di 22 negara berbeda, yang menanyai 15.000 orang tua dari anak-anak berusia 3-10 tahun.

Dr. Michele Borba, seorang psikolog, penulis dan ahli ilmu empati mengomentari bila riset tersebut sangat relevan dengan kehidupan saat ini, mengingat terbatasnya interaksi sosial yang dapat dialami oleh anak-anak.

“Anak-anak yang telah mengembangkan empati dan keterampilan sosial sejak dini terbukti dapat memiliki nilai yang lebih baik, bertahan di sekolah lebih lama, dan membuat pilihan yang lebih baik secara keseluruhan.”

“Memahami bahwa anak-anak dapat mengembangkan keterampilan ini melalui bermain dengan boneka adalah hal yang luar biasa dan sangat berguna bagi orang tua,” katanya.

Boneka vs game tablet

Dr. Sarah Gerson dan tim dari Universitas Cardiff menggunakan teknologi neuroimaging baru, functional near-infrared spectroscopy (FNIRS), yang memungkinkan memindai aktivitas otak saat anak-anak bergerak. Teknologi ini terdiri dari topi yang dikenakan di kepala yang memungkinkan pergerakan bebas.

Permainan anak-anak dibagi menjadi beberapa bagian, sehingga tim dapat menangkap aktivitas otak yang berkaitan dengan jenis permainan secara terpisah: bermain dengan boneka sendiri; bermain dengan boneka bersama orang lain; bermain dengan game tablet sendiri, dan bermain dengan game tablet bersama orang lain.

Boneka yang digunakan termasuk berbagai macam set keluarga Barbie, set karir, set Dream House, dan set hewan. Permainan tablet dilakukan dengan menggunakan permainan yang dipilih untuk memungkinkan anak-anak terlibat dengan permainan terbuka dan kreatif (bukan permainan berbasis aturan atau tujuan) untuk memberikan pengalaman bermain komparatif dengan permainan boneka.

Yang menarik adalah manfaat bermain boneka sendirian ini juga terbukti sama untuk anak laki-laki dan perempuan. (jie)