Omega 3 Memiliki Efek Antikanker, Penelitian pada Kanker Serviks
omega 3_kanker_serviks

Omega 3 Memiliki Efek Antikanker, Ini Penelitian Dokter pada Kanker Serviks

Omega 3 memiliki efek antikanker. Secara umum, lemak dibagi menjadi tiga: asam lemak jenuh (saturated fatty acid), asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid/MUFA) dan asam lemak tak jenuh ganda (poly unsaturated fatty acid/PUFA). PUFA antara lain terdiri atas asam lemak omega 3 dan omega 6. Rasio antara kedua jenis asam lemak ini perlu diperhatikan. Omega 6 tidak boleh terlalu banyak karena bisa memicu respon peradangan, yang pada akhirnya juga dapat menimbulkan penyakit, termasuk kanker. Sebaliknya, omega 3 bersifat sebagai antiinflamasi (anti peradangan).

Berbagai penelitian ilmiah menyebutkan, omega 3 memiliki manfaat sebagai antikanker. Antara lain memicu program pematian sel kanker (pro apoptosis), anti peradangan (antiinflamasi), menghambat pembentukan pembuluh darah baru kanker (antiangiogenesis), serta menghambat perkembangbiakan sel kanker (antiproliferatif).

Dr. dr. Sri Wuryanti, Sp.GK, meneliti efek positif omega 3 terhadap pengobatan kanker serviks (leher rahim) stadium lanjut (2B-3B). Berikut petikan wawancaranya dengan OTC Digest.

 

Secara umum, bagaimana asupan lemak kita sehari-hari?

Kita terlena dengan makanan zaman sekarang. Pola makan kita kini tinggi lemak jenuh dan omega 6, sementara pola makan orang dulu kaya akan omega 3. Asupan omega 3 sekarang sangat rendah. Dari total asupan lemak dalam sehari, idealnya perbandingan antara lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dan lemak tak jenuh ganda (PUFA) 1:1:1.

Untuk rasio omega 3:omega 6, paling bagus yakni 1:1 sampai 1:4. Namun kini di negara Barat misalnya, rasio asupan omega 3:omega 6 bisa mencapai 1:10-25. Alangkah baiknya kita pertahankan risiko lemak yang baik untuk kesehatan.

Berbagai studi epidemiologi menyebutkan, pada populasi yang konsumsi omega 3 tinggi, risiko kankernya rendah. Pada pasien kanker, rasio antara omega 3:omega 6 sebaiknya 1:1 sampai 1:2. Tidak mungkin menghilangkan asupan omega 6 sama sekali karena tubuh pun masih memerlukannya.

Baca juga: Omega-3 Cegah Penyebaran Kanker Payudara

 

Bisa dijelaskan mengenai penelitian yang Dokter lakukan?

Saya melakukan penelitian terhadap pasien kanker serviks stadium lanjut yang mendapat terapi radiasi, di Departemen Radioterapi RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ada 45 pasien yang diikutsertakan, dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yakni sebagai kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Di awal penelitian, dianalisa asupan makan pasien menggunakan kuesioner untuk menilai asupan omega 3 dan omega 6 sebelum mereka sakit, untuk mendapat gambaran bagaimana pola makan mereka. Setelah dikaji, ternyata memang asupan omega 3 sangat rendah.

Baca juga: Pasien Kanker Butuh Lemak Lebih Banyak

Selama menjalani terapi, pasien mendapat suplementasi nutrisi berupa susu. Salah satunya mengandung omega 3 dan omega 6 dengan perbandingan 1:1,27, yang dikonsumsi oleh kelompok perlakuan. Susu diminum tiga kali sehari. Selama periode ini, asupan makan pasien juga dianalisis dengan food recall yang dilakukan tiga kali seminggu. Ini untuk melihat total asupan omega 3 dan 6 serta asupan lain misalnya protein dan kalori total. Dari protein dan kalori total tidak ada perbedaan besar, tapi untuk asupan omega 3, kelompok perlakuan memiliki asupan yang lebih tinggi.

Pasien yang bisa menyelesaikan studi hanya 31 orang, dengan 16 orang pada kelompok perlakuan dan 15 orang dari kelompok kontrol. Setelah perlakuan, tampak terjadi penurunan prostaglandin E2 (PGE2) pada kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol ada kenaikan. Sementara itu penurunan kadar VEGF pda kelompok perlakuan lebih besar ketimbang kelompok kontrol. PGE2 merangsang pertumbuhan tumor, dan VEGF berperan dalam pertumbuhan pembuluh darah kanker. Respon klinis dan histopatologis pun lebih baik pada kelompok perlakuan.

 

Bagaimana cara kerja omega 3 dalam pengobatan kanker? Simak artikel berikutnya.