dr arthur hamberger terdiagnosis kanker hingga 6 kali
dr arthur hamberger terdiagnosis kanker hingga 6 kali

Terdiagnosis Kanker Hingga 6 Kali, Selamat Akibat Deteksi Dini

Dokter onkologi (ahli kanker) ini menemukan gumpalan di testisnya. Itu adalah kanker pertamanya. Selamat dari kanker testis, ia terdeteksi dengan lima kanker lainnya, sebagian besar akibat deteksi dini.

Di tahun 1971, Dr. Arthur Hamberger menyelesaikan residensi pendidikan penyakit dalam. Suatu hari ia membaca New England Journal of Medicine tentang kanker testis pada pria muda yang menarik perhatiannya, sehingga ia pun memeriksa dirinya sendiri. Mengejutkan, ia menemukan gumpalan.

“Saya menemukannya sendiri,” ujar Dr. Hamberger, melansir Insider.

Ia didiagonsis dengan seminoma murni, sejenis kanker testis. Saat ini rata-rata kelangsungan hidup penderita kanker tinggi, tetapi saat itu – ia berusia 26 tahun – diagnosisnya menakutkan.

Hamberger bertekat untuk bisa hidup selama 15 tahun, cukup lama untuk menyaksikan putrinya yang baru saja lahir tumbuh. Ia berhasil melewati, bahkan lebih jauh: Hamberger sekarang berusia 77 tahun. Namun ia tetap bersinggungan dengan kanker.

Fokus pada terapi yang menyelamatkan hidupnya

Setelah menjalani radiasi sebagai bagian dari terapi kanker testis, Ia memutuskan untuk mengubah spesialisasinya menjadi onkologi radiasi.

“Selama masa-masa sulit, saya membaca tentang onkologi radiasi,” katanya. “Saya menyadari ini adalah bidang yang saya minati.”

Dia menyelesaikan residensi ilmu penyakit dalam, kemudian melakukan banyak pelatihan tentang onkologi radiasi. Bergabung menjadi staf di Memoriam Hermann Health System di Houston, AS, tempat ia berpraktik hingga pensiun.

Hamberger paham bila perlu untuk selalu waspada terhadap risiko kanker yang dimilikinya. Ia berasal dari keluarga penderita kanker: saudara laki-laki dan pamannya menderita kanker prostat, ibunya meninggal karena kanker saluran empedu, yang kemudian akan membunuh saudaranya juga. Bibi lainnya juga menderita kanker.

Di usia 70 tahunan kanker kembali menyerang

Hamberger mengatakan, bahwa terlepas dari risikonya, hidupnya berjalan cukup lancar. Dia memeriksakan kadar antigen spesifik prostat secara teratur, suatu metode deteksi dini kanker prostat yang penting.

Pada 2017, saat ia berusia 71 tahun, tes menunjukkan bila level PSA-nya meningkat. Ia didiagnosis dengan kanker prostat.

Kali ini Dr. Hamberger memutuskan untuk melakukan pengobatan di rumah sakit yang berbeda. “Saya tidak ingin diperlakukan sebagai teman. Bukan ide baik untuk diperiksa oleh orang yang Anda kenal,” katanya. “Terkadang teman tidak bisa seobjektif itu. Seorang dokter harus berempati tetapi tetap menjaga objektivitas.”

Namun mengingat spesialisasinya, Hamberger bekerja sama dengan dokternya. Dia mengatakan dia waspada terhadap lebih banyak radiasi, karena area itu akan tumpang tindih dengan tempat ia menjalani radiasi di usia 20-an.

“Saya berkata pada ahli urologi, Bagaimana dengan operasi?” kenang Hamberger. “Dan mereka berkata, Kami akan mencobanya.”

Operasi membawanya pada diagnosis kanker lain

Operasi kanker prostat itu sukses. Dokter berhasil mengangkat jaringan prostat dan beberapa kelenjar getah beningnya.

Tetapi ketika dianalisa, mereka menunjukkan bentuk leukemia yang kurang agresif. Itu adalah diagnosis kanker ketiga, yang hampir saja luput terdeteksi.

“Sistem imun saya sedang melawannya,” kata Hamberger. “Ini tidak akan terdeteksi tanpa operasi itu.” Dokternya setuju bila terapi belum diperlukan.

“Saya sedang dalam perjalanan yang menyenangkan,” tukas Hamberger, sampai suatu hari di tahun 2018 ia melihat semburat darah di urinnya. Diambilnya cangkir untuk membawa sampel urin ke dokter urologi.

Intuisinya tepat, ia memiliki tumor sebesar 4 cm di kandung kemih. Pemeriksaan menunjukkan bila tumor juga muncul di pankreas.

Pada diagnosis kanker keempat dan kelima, ia membutuhkan operasi dan rejimen kemoterapi intensif.

Keberuntungan belum habis

Dr. Hamberger melakukan kemoterapi dari April - September 2019. Saat ini ia merasakan efek sisa pengobatan, seperti kesemutan di tangan dan kaki. Ia melakukan scanning tiap enam bulan, yang salah satunya mendeteksi kanker keenam, tumor kecil di ginjal.

Hamberger mengatakan walaupun banyak diagnosa, “Saya sangat beruntung.”

Lewat tumor kandung kemih memungkinkan untuk mengangkat kanker pankreas, yang sering tidak terdeteksi sampai terlambat. Diagnosis kanker prostat saudara laki-lakinya memotivasi dia untuk memeriksa kadar PSA secara teratur.

Dr. Hamberger mengatakan bahwa terdiagnosis kanker di usia 70 tahun bisa diperkirakan, tetapi yang membuatnya bersedih adalah kanker pada orang usia muda, ini membuatnya getol menularkan pendekatan hidupnya.

“Menjadi ahli onkologi dan melihat apa yang dialami orang lain telah memberi saya perspektif,” katanya. “Hal-hal kecil tidak membuat saya gusar. Setiap waktu adalah tambahan yang bagus.”   (jie)