Zat Besi Penting Bagi Tubuh, Jangan Sampai Kekurangan | OTC Digest

Zat Besi Penting Bagi Tubuh, Jangan Sampai Kekurangan

Zat besi merupakan mineral yang berperan penting dalam banyak proses tubuh. Fungsi utama zat besi adalah sebagai komponen pembentuk hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah, yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi bergabung dengan oksigen di paru-paru, melepaskan oksigen dalam darah, dan berperan penting dalam fungsi normal daya tahan tubuh.

Zat besi tidak diproduksi oleh tubuh. Zat ini berasal dari makanan sehari-hari. Ada dua macam zat besi yang aktif dalam tubuh manusia, yaitu zat besi heme dan non-heme. Zat besi heme umumnya berasal dari daging hewani, ikan dan jeroan. Zat besi non-heme berasal dari tumbuh-tumbuhan, raisin serta makanan yang diperkaya zat besi. Sumber makanan yang kaya zat besi antara lain bayam, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, kentang, beras merah, biji-bijian, jagung, tomat, kangkung, bit, beras merah, kismis, telur, hati ayam, daging merah, ikan laut, tiram.

 

Zat Besi Dalam Tubuh

Sebagian besar zat besi yang terdapat dalam makanan memiliki bentuk feri (Fe3+). Agar dapat diserap, asam lambung melarutkan zat besi dari makanan sehingga bentuk feri diubah menjadi bentuk fero (Fe2+). Normalnya, penyerapan zat besi diatur dengan teliti sehingga jumlah yang diserap hanya cukup untuk mengganti zat besi yang hilang. Sebagian disimpan dalam sel sebagai feritin. Bentuk simpanan zat besi ini dapat ditemukan dalam sel-sel yang melapisi usus, hati, lien serta sum-sum tulang.

Tubuh menyerap 10-15% zat besi yang masuk melalui makanan. Zat besi heme lebih mudah diserap tubuh, hingga 35%. Penyerapan tidak terlalu dipengaruhi nutrisi-nutrisi lain yang masuk bersamaan. Untuk non-heme penyerapannya 2-20%. Faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan adalah jumlah zat besi yang tersimpan dalam tubuh. Makin banyak simpanan zat besi, tubuh akan memperlambat atau mengurangi penyerapan zat besi secara sistematis.

Jika simpanan zat besi dalam tubuhnya rendah, penyerapan meningkat sampai 30%, malah 70% pada kehamilan. Bila dalam tubuh simpanan zat besinya tinggi, sel-sel mukosa hanya mengangkut sejumlah kecil zat besi ke dalam plasma. Di plasma, zat besi terikat dengan protein pengangkut, yaitu transferin. Simpanan zat besi ini  sewaktu-waktu digunakan, jika tubuh kekurangan zat besi. “Meski ada simpanan, rendahnya asupan zat besi seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan terhambatnya pasokan hemoglobin dalam darah, yang dapat menyebabkan anemia,” jelas dr. Boy Abidin, SpOG.

 

Kebutuhan Meningkat

Kehamilan menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat. Volume darah ibu hamil meningkat 40-60% sehingga tubuh perlu lebih banyak zat besi untuk pembentukan hemoglobin, di samping untuk pertumbuhan bayi dan plasenta, terutama pada trimester dua dan tiga. Apalagi bagi wanita, yang sebelum hamil zat besi dalam tubuhnya kurang. Janin akan mengambil zat besi dari ibunya, hingga 5-6 bulan setelah lahir.

Rekomendasi Asupan Harian atau Recommended Daily Intake (RDI) zat besi untuk wanita hamil adalah 22-36 mg (10-20 mg lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil). Kebutuhan tersebut tergantung jumlah zat besi yang tersimpan pada tubuh ibu sebelum ia hamil. Jika jumlah simpanan zat besi sedikit, ibu perlu asupan lebih banyak lewat suplemen. (Puj)

 

Baca juga: Konsumsi Kalsium, Agar Tulang dan Gigi Kuat, dan Jantung Sehat


Ilustrasi: www.freepik.com-Designed by jannoon028 / Freepik