Wanita Lebih Rentan Hipertensi dan Pikun | OTC Digest

Perempuan Lebih Rentan Hipertensi dan Pikun

Hipertensi dan demensia seperti saudara kembar. “Usia bertambah, risiko kedua penyakit ini bertambah,” ujar Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S., Ketua InaSh (Indonesian Society of Hypertension) dalam sebuah acara di Jakarta, 23 Februari 2017. Pada perempuan, hubungan hipertensi dan demensia lebih erat lagi.

Dampak  dari hipertensi (tekanan darah tinggi) bukan cuma stroke, tapi juga demensia (kepikunan) atau gangguan fungsi kognitif. Penelitian di Jogjakarta menunjukkan, 50% penderita stroke mengalami demensia. Perempuan berisiko lebih tinggi; mereka yang terkena stroke berisiko 7x lipat mengalami demensia, dibandingkan laki-laki yang ‘hanya’ 4x lipat.

Demensia bisa muncul tanpa serangan stroke. “Hipertensi yang tidak terkontrol pada perempuan di usia muda, meningkatkan risiko demensia saat tua,” terang Dr. dr. Yuda. Dampak penyakit degeneratif (penyakit akibat penuaan) umumnya lebih berat pada perempuan.

Secara anatomis, volume dan berat otak perempuan lebih kecil ketimbang laki-laki. Profil neurotransmitter (zat pengantar rangsang di otak) berbeda antara laki-laki dan perempuan. Bisa jadi, perbedaan ini yang berpengaruh pada fungsi otak akibat hipertensi. Factor hormonal juga berpengaruh. “Saat perempuan menopause, estrogen turun drastic dan risiko demensia meningkat,” imbuhnya. Pada laki-laki secara alami testosterone menurun perlahan saat tua.

Hipertensi mengganggu fungsi endotel (lapisan dinding dalam pembuluh darah). Hal ini mengganggu kelancaran aliran darah, sehingga banyak organ kekurangan darah; termasuk otak. Bila mulai sering lupa, perlu waspada karena bisa jadi awal dimensia.

“Tekanan darah yang terkontrol bisa memperlambat munculnya demensia,” tegas Dr. dr. Yuda. Mengatasi semua factor risiko, terutama yang berhubungan dengan factor kognitif, harus dimulai sejak usia muda. Untuk mencegah / mengatasi hipertensi, batasi konsumsi garam, dan lakukan latihan fisik secara teratur dan terukur. Disarankan olahraga selama 30 menit, 5x seminggu. “Hipertensi yang tidak terkontrol cenderung menimbulkan gangguan fungsi kognitif,” pungkasnya. (nid)