wanita lebih rentan alami insomnia

Wanita Lebih Rentan Alami Insomnia, Ini Alasannya

Wanita lebih rentan alami insomnia, dibanding pria. Secara umum wanita cenderung lebih sulit untuk tertidur, waktu tidur lebih singkat dan merasa lebih tidak bugar saat bangun, daripada pria. 

Penelitian menyatakan 1 dari 4 wanita mengalami insomnia, sementara pria adalah 1 dibanding 5. Kaum hawa biasanya memiliki lebih dari satu gejala insomnia, seperti sulit tertidur (meski merasa mengantuk) dan bangun terlalu pagi. Pria sebaliknya, cenderung hanya mengeluh pada satu hal saja. 

Lantas apa sebabnya insomnia pada wanita lebih berat? Para ahli mengatakan ini berhubungan dengan perbedaan hormon dan kondisi kesehatan yang biasa dialami wanita, dibanding pria. 

Masalah hormonal  

Sebagian besar wanita membutuhkan setidaknya 7 jam tidur untuk benar-benar istirahat. Tetapi beberapa hormon yang dilepaskan bisa mengganggu. 

Gangguan tidur ini paling sering terjadi pada hari-hari menjelang haid. Ini adalah saat kadar hormon progesteron turun, dan gejala PMS (premenstrual syndrome) muncul. Anda bahkan lebih mungkin mengalami insomnia jika mengalami premenstrual dysphoric disorder (PMDD), jenis PMS yang lebih parah. 

Apa yang bisa dilakukan? “Pastikan Anda rutin berolahraga menjelan haid, sehingga Anda merasa lebih capek di waktu tidur. Prioritaskan rutinitas menjelang tidur Anda pada malam-malam ini, sehingga tubuh mendapat pesan bahwa sudah waktunya untuk tidur,” menurut Neha Pathak, MD, melansir Webmd. 

Demikian juga saat kehamilan, terjadi fluktuasi hormon selama trimester pertama. Seseorang bisa menjadi lebih mengantuk dan tidur lebih lama dari biasanya. Pada trimester ketiga kadar estrogen dan progesteron mulai normal seiring ketidaknyamanan fisik. 

“Ketidaknyamanan inilah yang membuat Anda terjaga di malam hari,” imbuh Dr. Pethak. 

Memasuki fase menopause (perimenopause) wanita lebih rentan alami insomnia. Pada kondisi ini terjadi perubahan besar komposisi estrogen dan progesteron. Menyebabkan munculnya ‘serangan’ hot flashes dan keringat di malam hari, membuat Anda lebih sulit tidur. 

Kondisi kesehatan

Ada beberapa penyakit tertentu yang mengganggu kualitas tidur, seperti PCOS (polycystic ovarium syndrome), beser, atau depresi dan kegelisahan. 

PCOS menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur. Ketidakseimbangan hormon (kadar testosteron naik sementara progesteron turun) memicu gangguan tidur yang lebih buruk. 

Penderita PCOS juga berisiko tinggi menderita sleep apnea, gangguan tidur yang menyebabkan henti napas singkat saat tidur. Ini dapat membangunkan (dengan terkejut) beberapa kali sepanjang malam. 

Inkontinensia urin (beser) lebih sering terjadi pada wanita. Ini bisa disebabkan perubahan sistem reproduksi selama menstruasi, kehamilan, kelahiran dan menopause. Dorongan untuk buang air kecil bisa sampai membangunkan tidur. 

Kaum hawa juga lebih mudah mengalami depresi, dibanding pria. Sulit tidur adalah salah satu gejalanya. Sebaliknya, “Jika Anda memiliki insomnia, Anda juga 10 kali lebih berisiko mengalami depresi dan 17 kali lebih mungkin menderita gangguan kegelisahan,” tukas Dr. Pethak. 

“Terlebih lagi, kondisi ini bisa memperburuk insomnia. Dan insomnia dapat memperburuk kondisi ini.” 

Wanita lebih rentan alami insomnia, sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika sudah merasa mengganggu kualitas hidup. Terapi yang disarankan seperti terapi perilaku kognitif (CBT), obat resep atau perubahan gaya hidup. (jie)