Terapi Depresi Pasca Persalinan, Obat Bukan Priotitas
terapi_depresi_pasca_melahirkan

Terapi Depresi Pasca Persalinan, Obat Bukan Prioritas Utama

Terapi depresi pasca persalinan (DPP) melibatkan beberapa cara. DPP diatasi bila tanda dan gejalanya dikenali, baik oleh ibu atau orang-orang terdekat. DPP yang dibiarkan berlarut-larut dan tanpa upaya pengobatan, depresi bisa berlangsung berbulan-bulan dan kadang berubah menjadi depresi kronis.

Menurut Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ(K), pengobatan dan waktu pemulihan depresi bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan kebutuhan pribadi. Pada kasus DPP, program pengobatan ada 2 (dua): pengobatan terhadap ibu dan pada hubungan ibu dan bayinya. Pengobatan terhadap ibu, antara lain menyarankan ibu untuk belajar tentang depresi untuk memahami lebih jauh penyakit yang dialami sehingga dapat memotivasi pengobatan; berolahraga agar tubuh rileks, meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa cemas dan sedih; cukup istirahat dan menghibur diri; mencari dukungan pasangan, kerabat, atau komunitas dengan pengalaman yang sama; dan mengonsumsi obat dokter.

Pengobatan terhadap hubungan ibu dan bayinya, antara lain menganjurkan ibu merawat bayinya sesering mungkin; menyediakan tempat yang nyaman bagi ibu dan bayi; mengajari ibu melakukan kontak fisik dengan bayinya (menyentuh, mencium, memeluk, memijat dan lain-lain); melibatkan anggota keluarga lain, mengajak ibu dan bayinya sesekali menghirup udara di luar rumah; menyarankan ibu meninggalkan bayinya sejenak bersama orang lain dan kembali lagi setelah kondisinya stabil.

 

Terapi depresi pasca persalinan dengan obat

Depresi pasca persalinan ditangani seperti kasus depresi lain, yaitu dengan obat-obatan antidepresan, konseling dan terapi non obat. Langkah terbaik adalah konsultasi dengan dokter. Dokter akan memberi obat yang efek sampingnya minimal pada bayi. Obat anti depresan terbukti dapat mengatasi DPP. Menurut dr. Nurmiati, pemberian obat bukan prioritas utama, bahkan sedapat mungkin dihindari mengingat ibu masih menyusui bayinya.

 

Terapi konseling

Terapi ini melibatkan psikolog, terapis kejiwaan atau pekerja sosial untuk mengubah cara pasien berpikir, merasa dan bertindak. Pasien dibantu memahami dan mencari jalan keluar atas masalahnya. Melalui konseling, pasien dapat melepaskan kekhawatiran dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi emosi, memecahkan masalah dan menetapkan tujuan yang realistis.

Melalui konseling, pasien akan merasakan manfaat signifikan. Konselor akan mengajari  pasien mengenai cara baru yang lebih sehat, untuk memproses dan menyalurkan perasaan dan emosinya, dan strategi apa yang dapat diterapkan ketika sedang stres atau emosi.

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by senivpetro - www.freepik.com