Perawatan Kulit Saat Hamil, Do’s and Don’ts

Perawatan Kulit Saat Hamil, Do’s and Don’ts

Umumnya perempuan merasa, ‘wajib’ untuk selalu tampil cantik, tak terkecuali saat hamil.  Namun selama masa khusus ini, ada rambu-rambu bila ingin melakukan perawatan wajah.

Kehamilan membawa perubahan imonologi, metabolik dan hormon; ini semua berimbas pada kulit dan kelenjar. Menurut dr. Aninda U. Hasanah, Sp.KK, dari Bamed Skin Care, Jakarta, sebagian perempuan mengalami gangguan pigmen berupa munculnya flek hitam (melasma) dan jerawat saat hamil. Muncul pada trimester ke 2, sebanyak 30% kasus melasma menetap setelah melahirkan. Ini diungkapkannya dalam acara Implementasi Combination Rejuvination Treatment (CRT) dalam Berbagai Kondisi, yang diadakan oleh Bamed Skin Care, beberapa waktu lalu

Masalah lain yang kerap muncul misalnya hiperpigmentasi di lipatan kulit, stretch mark dan linea nigra (garis kehitaman yang menjulur di tengah perut). Ini tidak terlalu kentara karena tertutup pakaian.

Merasa tidak pede dengan kondisi kulit, beberapa perempuan melakukan serangkaian perawatan. Padahal saat hamil, krim atau obat-obat tertentu harus dihindari karena membahayakan pertumbuhan janin.

“Krim atau obat minum yang mengandung turunan vitamin A tidak boleh dikonsumsi, bahkan sejak sebulan sebelum persiapan kehamilan,” ujar dr. Aninda. Ia menambahkan, banyak obat jerawat yang merupakan turunan vitamin A. “Obat jenis ini membutuhkan waktu 1-3 bulan untuk benar-benar bisa tereliminasi dari tubuh,” imbuhnya.

Demikian pula penggunaan antibiotik seperti golongan doxycycline sebagai obat jerawat. Antibiotik dapat memberi efek samping pada janin, yakni mengganggu pertumbuhan tulang dan menyebabkan keguguran.

Krim jerawat yang berbahan asam salisilat (turunan aspirin) dan bahan pemutih seperti hidroquinon pun tidak boleh dipakai selama kehamilan. “Hidroquinon dapat terserap secara sistemik sampai 45% ke dalam darah. Ini dikhawatirkan bisa membahayakan janin,” terang dr. Aninda.

Perawatan kulit wajah yang diperbolehkan saat hamil misalnya chemical peeling berbahan asam asam glikolat (asam dari buah). Perawatan ini dapat membantu penyembuhan jerawat, mengecilkan pori-pori, mengatasi hiperpigmentasi dan meremajakan kulit.

Mikrodermabrasi juga boleh dilakukan. Yakni metode pengikisan lapisan kulit, sehingga regenerasi sel kulit sehat menjadi lebih cepat. Menurut dr. Aninda, kedua terapi ini dapat digabungkan untuk memberi hasil yang lebih baik.

Perlu dicatat, kehamilan adalah kondisi yang membahagiakan, sehingga mensyukuri bagaimanapun kondisi kulit, adalah obat tersendiri. Itu sebabnya ada ungkapan: “Perempuan paling cantik adalah saat ia hamil.” (jie)