Mengatasi Preeklamsia | OTC Digest

Mengatasi Preeklamsia

Penyebab preeklamsia belum diketahui. Dicurigai, plasenta tidak terbentuk sempurna dan pembuluh darah mudah menyempit, sehingga aliran darah ke plasenta berkurang (placental hypoperfusion). Senyawa yang turut memicu placental hypoperfusion juga bisa menyebabkan respon peradangan, penyempitan pembuluh darah, kerusakan endotel (lapisan di dinding pembuluh darah), kebocoran pembuluh darah kapiler dan lain-lain.

Semua berkontribusi terhadap kelainan fungsi organ. “Kalau aliran darah ke otak tidak lancar; otak bisa kekurangan oksigen. Jika pembuluh darah rusak  atau bocor, cairan keluar dan menekan pembuluh darah. Terjadilah bengkak atau kejang. Bisa juga stroke karena tekanan darah sangat tinggi,” tutur dr. Cahyadi, Sp.OG dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.

Gangguan pada pembuluh darah bisa menyebabkan kekurangan oksigen di seluruh organ tubuh. Bisa muncul kelainan di ginjal, hati, jantung dan terjadi perdarahan, “Yang terburuk, kematian. Bukan hanya ibu; bayi dalam kandungan bisa tidak tertolong.” Risiko lain, pertumbuhan bayi terhambat dan bayi lahir prematur.

Ibu yang pernah preeklamsia, berisiko lebih besar mengalami preeklamsia/eklamsia pada kehamilan berikutnya. Preeklamsia berikutnya cenderung lebih berat. Tak perlu khawatir berlebihan. “Yang penting, ibu ada dalam koridor kehamilan yang paling aman,” ujar dr. Cahyadi.

 

Mengatasi preeeklamsia

Pada preeklamsia ringan, ibu akan diberi obat untuk melebarkan pembuluh darah agar aliran darah kembali lancar. Ibu perlu mengurangi garam, untuk menghindari bengkak berlebih dan mencegah tekanan darah bertambah tinggi. Asupan protein perlu ditambah, sebaliknya cairan dibatasi (1.500 cc/hari).

Bila preeklamsia berat atau eklamsia, “Ibu harus dirawat. Obat diberikan agar penurunan tekanan darah tercapai dan tidak terjadi kejang,” dr. Cahyadi menjelaskan. Saat preeklamsia sudah terkontrol, ibu boleh pulang, tapi perlu kontrol tekanan darah. Jika stabil, kontrol tiap 3 hari sampai menjelang masa persalinan. Jika tekanan darah meningkat atau ada keluhan misalnya pusing atau muntah, segeralah ke RS.

Ibu bisa melahirkan normal, jika preeklamsia terkontrol dan tekanan darah normal menjelang persalinan. Kalau eklamsia, pilihannya hanya operasi karena khawatir terjadi komplikasi.

 

Jangan Lengah

Perlu perhatian suami dan pihak keluarga. Waspada bila ibu hamil tampak gemuk atau bengkak berlebihan, terutama di wajah. Terlebih jika ibu mengeluh pusing, nyeri ulu hati, penglihatan berkunang-kunang, atau pandangan berbayang. “Segera ke bidan atau rumah sakit untuk diukur tekanan darahnya,” ucap dr. Cahyadi.

Pada usia kehamilan 5 bulan ke atas, berat badan (BB) ibu harus dikontrol. Secara umum, maksimal kenaikan 2 kg/bulan. Jika ibu gemuk sebelum hamil, kenaikan BB harus lebih dibatasi; ½ kg/bulan. Asupan kalori terutama karbohidrat harus dikurangi. Ibu perlu diet rendah garam ketat; perbanyak protein, sayuran dan buah.

Hindari stres. Ibu harus nyaman dan tidak punya beban berlebihan selama hamil. Selalu konsultasi dan cek kesehatan. “Begitu ada tanda-tanda yang mencurigakan, segera ke dokter. Jangan menanti sampai ada pemburukan.” (nid)