Kulit Rusak akibat Krim Pemutih yang Mengandung Steroid
kulit_losion_steroid

Kulit Rusak akibat Krim Pemutih yang Mengandung Steroid

Akhir-akhir ini, viral foto-foto yang menampakkan kulit rusak akibat krim pemutih yang mengandung steroid. Dalam foto-foto yang beredar, tampak sepasang tungkai yang kulitnya dipenuhi garis-garis merah seperti cakaran macan. Lengkap dengan keterangan, efek ini ditimbulkan oleh penggunaan losion yang mengandung steroid.

Steroid sebenarnya bukan zat berbahaya. Sebaliknya, steroid adalah obat antiinflamasi, yang manfaatnya begitu banyak. “Steroid dalam bentuk topikal (oles) memiliki indikasi utama meredakan radang, terutama untuk kasus eksim atau dermatitis atopi,” terang dr. Susie Rendra, Sp.KK dari RS Pondok Indah, Jakarta. Ini diungkapkannya dalam diskusi bersama Ngobras di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Efek lain dari steroid yakni menciutkan pembuluh darah, sehingga kulit tampak lebih pucat dan lebih putih. “Efek inilah yang disalahgunakan. Mungkin ada yang mencampur steroid topikal yang paling kuat dalam losion atau krim. Jadi efek putih pada kulit terlihat jelas, tapi efek sampingnya pun berat,” tutur dr. Susie.

dr. Susie Rendra, Sp.KK / Foto: dok. Ngobras

Kulit rusak akibat krim pemutih yang mengandung steroid

Pemakaian steroid topikal yang tidak rasional, yakni terus menerus dalam jangka panjang, akan merusak kulit. “Terjadilah striae. Penampakannya, persis seperti foto yang viral itu,” ucap dr. Susie Striae sebenarnya sama dengan stretch marks, tapi stretch marks biasanya mengacu pada kasus yang muncul akibat sebab alami misalnya kehamilan.

Steroid memiliki efek memecah jaringan penghubung di kulit. Sehingga, pemakaian jangka panjang bisa membuat permukaan kulit jadi lebih tipis dan bergelombang. Akhirnya muncul straie. Mengobati straie sangat sulit, mahal, dan waktunya lama. Sementara, hasilnya tidak sebanding dengan usaha dan biaya yang dikeluarkan.

Striae juga bisa terjadi akibat konsumsi steroid oral yang tidak terkontrol. “Kasusnya super banyak. Kasus sampai seluruh badan itu biasanya akibat minum obat penggemuk,” terang dr. Susie.

Bukan berarti steroid topikal berbahaya. Selain untuk dermatitis atopi, steroid topikal juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi flek/melasma. Manfaat ini secara resmi diakui, dan digunakan oleh dokter kulit. Selama digunakan sesuai indikasi, dosis, batas waktu tertentu, serta di bawah pengawasan dokter, steroid topikal adalah obat yang bermanfaat.

Namun yang sering terjadi, steroid topikal dipakai berlebihan, tanpa terkontrol. “Kita tidak boleh fobia dengan steroid. Yang salah bukan steroid, tapi penyalahgunaannya,” tegas dr. Susie.

Ia mengingatkan, harus kritis dan teliti saat membeli produk perawatan kulit. Produk dijual di situs belanja daring kadang tidak mencantumkan kandungan dalam produk. Atau enggan memberitahu bila kita bertanya. Bahkan mungkin, nomor registrasi BPOM pun tidak ada. Hindarilah produk-produk seperti ini.

Jangan mudah tergiur produk yang menjanjikan kulit cerah dan putih dengan cepat. Bukannya putih, malah berisiko kulit rusak akibat krim pemutih yang mengandung steroid. “Mencerahkan kulit sudah pasti tidak ada yang instan. Biasanya, dokter kulit akan melihat dalam satu bulan. ini waktu yang cukup masuk akal untuk melihat perubahan,” lanjut dr. Susie. Ini pun belum tentu ada hasilnya, karena kadang antara hasil dengan keinginan belum setara. “Memang produk yang aman nutuh waktu lebih lama,” pungkasnya. (nid)

_____________________________________________

Ilustrasi: Woman photo created by freepik - www.freepik.com