Metode suntik masih jadi pilihan utama kontrasepsi di Indonesia. Kontrasepsi suntik memang memiliki berbagai keunggulan. Selain tingkat keberhasilan yang tinggi, kontrasepsi suntik juga dinilai lebih praktis nyaman karena tidak perlu minum obat setiap hari. Harganya pun relatif terjangkau. Selama ini, kita mengenal kontrasepsi suntik 1 bulanan dan 3 bulanan. Kini, ada kontrasepsi suntik 2 bulanan. Apa bedanya?
Kontrasepsi suntik adalah metode kontraspesi berbasis hormonal, seperti halnya pil, implan, dan IUS (spiral yang mengandung hormon). Hormon disuntikkan pada bagian otot. Penyuntikan pada dasarnya bisa dilakukan di bagian tubuh mana saja. Bisa di lengan, paha, bawah perut, atau bokong. “Namun biasanya dilakukan di bokong karena area ototnya lebih besar. Untuk perempuan juga lebih nyaman karena biasanya akan terasa agak pegal saat obat masuk,” ujar dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG.
Ada suntik yang dilakukan tiap satu bulan, ada pula yang tiap 3 bulan. Ternyata, jenis hormon yang disuntikkan berbeda. Kontrasepsi suntik 3 bulanan berisi single hormone atau hormon tunggal, yakni progestin (progesterone sintetis); sedangkan yang 1 bulanan mengandung hormon kombinasi estrogen dan progestin.
“Suntikan 3 bulanan cocok bagi ibu menyusui, karena hormon progestin tidak akan mengganggu produksi ASI,” terang dr. Dinda, dalam webinar Peluncuran KB Suntik 2 Bulanan Andalan Gestin F2, Selasa (27/4/2021). Kontrasepsi ini memang praktis; cukup suntik 3 bulan sekali. Namun perlu diingat, suntikan hanya mengandung hormon progestin. Kadar estrogen dalam tubuh pun tetap rendah, sehingga tidak terjadi penebalan pada endometrium (dinding rahim).
Pada siklus haid alami, endometrium akan menebal, lalu luruh sebagai darah haid. “Dengan kontrasepsi suntik single hormon, endometrium jadi lebih tipis, sehingga bisa muncul sebagai flek,” papar dr. Dinda. Bisa pula tidak terjadi haid sama sekali; inilah yang kerap dikeluhkan oleh pengguna kontrasepsi suntik 3 bulanan.
Adapun pada kontrasepsi suntik 1 bulanan, endometrium akan lebih tebal karena dipengaruhi oleh estrogen. Dampaknya, siklus menstruasi pun tidak terganggu. Tenang, meski siklus haid berjalan rutin setiap bulan, sebenarnya tidak terjadi ovulasi (pelepasan ovum yang matang dari indung telur), sehingga tidak ada ovum untuk dibuahi sperma. Secara umum, angka keberhasilan kontrasepsi suntik 1 bulanan untuk mencegah kehamilan, lebih tinggi ketimbang yang 3 bulanan. Bila digunakan dengan benar, tingkat kegagalan kontrasepsi suntik 1 bulanan hanya <1%. Kesuburan pun akan segera kembali, setelah suntikan distop.
Kontrasepsi suntik 2 bulanan
Bagaimana pula dengan kontrasepsi suntik 2 bulanan? Yang digunakan adalah hormon kombinasi (estrogen dan progestin), tapi cukup disuntikkan 2 bulan sekali. “Bisa digunakan oleh perempuan yang ingin haid teratur, tapi takut disuntik setiap bulan,” ujar dr. Dinda. Pastinya juga lebih ekonomis.
Efektivitas kontrasepsi suntik 2 bulanan setara dengan yang 1 bulanan. Seperti dibuktikan dalam yang dilakukan bekerjasama dengan Departemen Farmakologi dan Terapi – FK Universitas Padjadjaran, Bandung. Selama penelitian, 360 relawan perempuan mendapat suntikan Andalan Gestin F2 selama 12 bulan. Ditemukan, efektivitasnya mencapai >99%. “Selama periode 12 bulan tersebut, tak seorang pun relawan yang hamil. Gestin F2 terbukti secara klinis mencegah kehamilan,” ujar Brand Manager andalan Kontrasepsi, Apt. Roni Syamson, S.Farm.
Selain itu, tidak ditemukan adanya perubahan signifikan terhadap tekanan darah, denyut jantung, gula darah, dan respiratory rate dengan penggunaan Andalan Gestin F2. “Semua masih dalam batas normal, sehingga tidak memberi risiko pada akseptor,” imbuh Roni. Andalan Gestin F2 disuntikkan 2 bulan sekali (60 hari), tapi disarankan maju 3 hari menjadi 57 hari, “Untuk menghindari kelalaian atau lupa.” (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: People photo created by wayhomestudio - www.freepik.com