Kenali dan Obati Artritis Reumatoid | OTC Digest

Kenali dan Obati Artritis Reumatoid

 

Ciri khas artritis reumatoid (AR), terjadi bersamaan di kedua sisi tubuh (simetris). Ciri lain, ada tiga sendi atau lebih yang bengkak dan sakit, kaku sendi >30 menit biasanya di pagi hari ketika bangun tidur, dan telah berlangsung >6 minggu. Lakukan tes sederhana ini. Genggam jari tangan dan pangkalnya, lalu tekan. “Jika sakit, itu tanda-tanda AR,” terang Prof. Dr. dr. Harry Isbagio, Sp.PD-KR dari FKUI, Jakarta. Lakukan bergantian pada kedua tangan.

Perlu cek darah untuk memeriksa laju endap darah, C-reaktif protein (CRP), faktor reumatoid dan anti-cyclic citrullinated peptide antibody (anti-CCP). Hasil abnormal bila laju endap darah tinggi, CRP tinggi, faktor reumatoid positif dan anti-CCP positif. CRP adalah penanda peradangan dan merupakan faktor prediksi penyakit kardiovaskular.

Pemeriksaan didukung dengan rontgent (utamanya tangan), untuk menilai apakah ada perubahan posisi pada jari-jari tangan. Umumnya AR lebih dulu menyerang persendian kecil seperti jari tangan, baru ke sendi besar seperti lutut.

 

Pilihan obat

Obat yang paling populer yakni DMARD (medicines called disease-modifying antirheumatic drugs). “DMARD bekerja lambat (bisa 3-4 bulan); pasien diberi obat antiradang dulu sampai efek DMARD terasa,” tutur Prof. Harry. Obat ini bekerja dengan menekan sistem imun yang berlebihan, sehingga progresivitas penyakit bisa berkurang. DMARD ada yang diminum, ada yang suntikan. Jika DMARD telah bekerja, obat-obatan lain bisa dihentikan.

Pada Februari 2011 – Januari 2012, dilakukan uji klinis obat tocilizumab pada 39 pasien AR di lima pusat studi di Indonesia. Tocilizumab adalah obat yang menghambat IL-6. Obat diberikan melalui infus empat minggu sekali, diulang enam kali. Hasilnya, tingkat remisi mencapai 85% dari total 28 sendi tubuh yang diberiksa.

IL-6 meningkatkan CRP, dan merupakan mediator kunci dalam peradangan sendi. Bila IL-6 turun, CRP pun turun. “Gangguan sendi akibat AR mereda, dan risiko kardiovaskular turun,” terang Prof. Harry. AR tidak bisa sembuh sepenuhnya. Pengobatan hanya mengurangi keluhan penyakit (remisi).

 

Tetap kontrol

Pasien perlu tetap kontrol satu bulan sekali. Saat kontrol, CRP harus diperiksa untuk memonitor hasil pengobatan, serta memastikan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Jika AR sudah terkontrol tapi tiba-tiba sendi terasa sakit, periksa CRP; nilainya harus <6. Hasil CRP bisa didapat hari itu juga atau esoknya.

Faktor risiko lain seperti kadar kolesterol, tekanan darah, gula darah dan lain-lain, juga harus diperiksa secara berkala, misalnya tiap 2-3 bulan. Satu kali setahun, ada baiknya melakukan general check up untuk menilai fungsi jantung. (nid)