Kembali Bugar setelah Melahirkan dengan "Sport Therapy"
bugar pas melahirkan

Kembali Bugar setelah Melahirkan dengan "Sport Therapy"

Kembali bugar setelah melahirkan adalah keinginan semua ibu. Selama kehamilan, terjadi berbagai perubahan pada tubuh ibu. Otot-otot di sekitar perut melar seiring bertambahnya usia kandungan. Persendian melonggar, untuk mempersiapkan persalinan sehingga bayi mudah melewati pintu bawah panggul. Perubahan ini secara alami terjadi pada tubuh ibu selama hamil. Perubahan ini dapat memengaruhi kenyamanan ibu dalam beraktivitas setelah melahirkan, karena tubuh terasa kendur dan tidak kokoh. Padahal, ibu harus bugar agar bisa merawat dan menyusui bayi dengan baik.

Tubuh ibu, sebenarnya, akan kembali normal dengan sendirinya. Bila dibantu dengan sport therapy, proses pemulihan bisa lebih cepat dan optimal. “Dengan sport therapy, diharapkan postur tubuh ibu bisa kembali seperti semula,” ujar dr. Michael Triangto, Sp.KO dari klinik Slim+Health Sports Therapy, di Mal Taman Anggrek, Jakarta.

Sport therapy dapat mengencangkan kembali otot dasar panggul, yang berfungsi menyangga dan mempertahankan posisi organ di daerah pangggul (kandung kemih, rahim dan rektum), mengontrol fungsi buang air kecil/besar serta menjaga fungsi reproduksi dan seksual. Biasanya, otot dasar panggung dilatih dengan senam Kegel, yang gampang-gampang susah, karena, “Belum tentu pasien melakukan dengan benar, sesuai yang dianjurkan dokter.”

Pada sport therapy digunakan EMG (electromyography). Alat ini dimasukkan ke vagina, untuk memonitor apakah gerakan yang dilakukan benar. Setelah tahu cara yang benar, latihan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Kembali bugar setelah melahirkan

Setelah otot dasar panggul kencang, latihan dilanjutkan untuk menguatkan otot-otot lain misalnya perut, paha atau lengan, sesuai keinginan ibu. Ini sangat membantu ibu kembali bugar setelah melahirkan. Hampir semua gerakan olahraga bisa dilakukan. “Tapi perlu berhati-hati karena pengembalian kekuatan sendi yang longgar belum sempurna. Gerakannya tidak high impact dan tidak dianjurkan lari/jogging; cukup berjalan,” terang dr. Michael yang juga praktik di RS Mitra Kemayoran.

Tingkatkan intensitas latihan secara bertahap. Untuk membentuk otot lengan, awali dengan beban ringan, yang penting dilakukan dengan benar dan fokus. “Yang dibutuhkan adalah ketepatan, bukan mengejar repetisi (pengulangan),” tegas dr. Michael. Jika otot sudah kuat, beban pelan-pelan dinaikkan.

Sport therapy seperti obat. Tiap orang perlu “resep” berbeda, sesuai kebutuhan, kondisi dan usia. Dokter spesialis olahraga akan menilai, gerakan dan latihan seperti apa yang dibutuhkan. Denyut jantung maksimal ikut diukur. “Harus di bawah 100%,” ujar dr. Michael. Rumus denyut jantung maksimal adalah 220-usia. Usia 20, denyut jantung maksimal (100%) yakni 200. Untuk sport therapy cukup 70%, jadi 70% dari 200 = 140 kali/menit. Setelah dibimbing dokter, latihan bisa dilakukan sendiri di rumah.

Sport therapy bisa dilakukan setelah masa nifas (40 hari), dan 3 bulan bagi yang melahirkan secara Caesar. Bagi yang melahirkan normal, latihan bisa lebih berat 3 bulan pasca melahirkan. Latihan sekitar 4-6 bulan, karena, “Membentuk otot tidak bisa instan.” (nid)