Hipertensi Sebabkan Disfungsi Seksual
Hipertensi Sebabkan Disfungsi Seksual

Hipertensi Sebabkan Disfungsi Seksual

“Hubungan intim itu kombinasi antara kegiatan psikis dan fisik,” ujar Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG, dari FKUI/RSCM, Jakarta. Agar otak bisa merespon rangsangan seksual dengan baik, kondisi psikis dan fisik harus baik. Perempuan sering mengabaikan menurunnya fungsi seksual. Padahal, hal ini indicator bahwa ada yang tidak beres pada kondisi fisik.

 “Jika perempuan memiliki penyakit pada sistem saraf misalnya hipertensi, respon terhadap ransangan seksual terganggu,” terang Dr. dr. Ocvy. Disebut hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih.

Studi terhadap 417 perempuan usia 31-60 yang aktif secara seksual menunjukkan, mereka dengan hipertensi cenderung mengalami disfungsi seksual 2x lipat, dibanding yang tekanan darahnya normal. Makin tinggi usia dan durasi tekanan darah tinggi, risiko meningkat. Disfungsi seksual perempuan bisa berupa turunnya hasrat seksual, turunnya getaran seksual secara tetap atau berulang, sulit atau tidak mampu mencapai orgasme, dan sakit saat berhubungan intim.

Selama ini, perhatian lebih tertuju pada hipertensi dan disfungsi seksual laki-laki. Sedangkan, hampir setengah dari penderita hipertnsi adalah perempuan. Di masa menopause; risiko hipertensi pada perempuan lebih tinggi. .

Belum diketahui hubungan hipertensi dan disfungsi seksual perempuan. Agar seksualitas berjalan optimal dan mencapai orgasme, aliran darah ke klitoris dan vagina harus lancar. Rangsang seksual mendorong otak memproduksi hormone, yang menyebabkan pembuluh darah melebar, dan darah berkumpul di area vagina, membuat klitoris mengeras. “Cairan dalam darah merembes ke vagina; inilah lubrikan,” kata Dr. dr. Ocvy. Pada hipertensi, tekanan aliran darah di arteri terlalu tinggi sehingga bisa merusak pembuluh darah, dan aliran darah ke vagina berkurang.

Konsultasi ke dokter, jika fungsi seksual terganggu akibat hipertensi. Dokter bisa memberi obat yang cocok; beberapa obat antihipertensi bisa memperburuk disfungsi seksual. Obat-obat antihipertensi yang tidak memiliki efek samping terhadap fungsi seksual di antaranya dari golongan ACE inhibitors, calcium channel blockers, angiotensin II receptor blockers dan alpha blockers.

Olahraga membantu memperbaiki tekanan darah. Bisa jalan kaki, bersepeda, senam ringan atau tai chi. Lakukan rutin teratur. Dan, batasi konsumsi garam. (nid)

.