Bahaya Gangguan Tiroid saat Hamil, Ibu Perlu Lakukan Skrining | OTC Digest
skrining_pemeriksaan_tiroid_kehamilan

Bahaya Gangguan Tiroid saat Hamil, Ibu Perlu Lakukan Skrining

Gangguan tiroid saat hamil, baik hipotiroid maupun hipertiroid, tidak boleh dianggap sepele. Risiko keguguran meningkat, bayi bisa lahir prematur, dan pertumbuhan janin bisa terganggu. Tak hanya itu, dampaknya bisa berimbas pada kondisi tiroid anak saat lahir nanti. “Kalau ibu hipotiroid saat hamil, anak ikut mengalami hipotiroid. Bila ibu hipertiroid lalu diobatin berlebihan selama hamil, ibu bisa mengalami hipotiroid, sehingga anak bisa lahir dengan hipotiroid kongenital,” tutur ahli endokrinologi Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD-KEMD.

Penting bagi ibu untuk mengetahui kondisi tiroidnya saat hamil. Sayangnya, skrining dan pemeriksaan fungsi tiroid belum menjadi pemeriksaan rutin di Indonesia. Memang biayanya relatif mahal, sehingga tak bisa dipaksakan bahwa semua ibu wajib hamil cek tiroid.

Ibu hamil dengan kondisi tertentu disarankan kuat melakukan pemeriksaan. Misalnya bila ada pembengkakan pada tiroid, yang terletak di leher bagian depan, tepat di bawah rahang. Pembesaran tiroid bisa karena hipertiroid (kelebihan hormone tiroid), bisa pula karena hipotiroid (kekurangan hormone tiroid). Atau ibu mengalami gejala hipertiroid (berat badan/BB cepat turun tanpa sebab, sulit tidur dan konsetrasi, gemetar, keringat berlebih, nadi cepat, jantung berdebar-debar), atau sebaliknya gejala hipotiroid (mudah capek dan mengantuk, susah buang air besar, tidak tahan dingin, BB naik tanpa sebab).

Kondisi lain misalnya ibu tinggal di daerah rawan hipotiroid akibat kekurangan iodium misalnya di daerah pegunungan, memiliki riwayat gangguan tiroid atau autoimun lain sebelumnya, atau ada riwayat ganguan tiroid atau autoimun lainnya di keluarga. “Atau bila nilai dari kuesioner mandiri mencapai angka lima atau lebih,” terang Dr. dr. Fatimah. Kuesioner mandiri berisi 9 gejala hipertiroid dan hipotiroid; bila ada 5 atau lebih jawaban ‘ya’, disarankan melakukan skrining untuk gangguan tiroid.

Pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan darah di lengan, untuk dilihat kadar TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dan T4. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di awal kehamilan. “Tapi biasanya belum kelihatan jelas apakah hasilnya normal atau tidak. Jadi disarankan untuk melakukan pemeriksaan kedua di trimester tiga,” ujar Dr. dr. Fatimah.

Bagi ibu yang sudah memiliki gangguan tiroid sejak awal sebelum hamil, pemeriksaan perlu dilakukan lebih sering. Seperti pengalaman Astriani Dwi Aryaningtyas, Ketua Komunitas Pejuang Tiroid Pita Tosca. “Selama hamil, saya berkonsultasi dengan tiga dokter: dokter kandungan, dokter endokrin, dan dokter bedah yang mengoperasi kanker tiroid saya dulu. Kadar TSH rutin dicek tiap bulan. harus lebih ketat daripada pasien tiroid yang tidak hamil,” paparnya.

Lantas, bagaimana bila ditemukan gangguan tiroid saat hamil? “Diobati sesuai kondisinya. Jangan takut minum obat tiroid saat hamil. Obat-obatan itu cukup aman untuk kehamilan, selama sesuai dosis dan di bawah pengawasan dokter,” tegas Dr. dr. Fatimah. Itu sebabnya, penting melakukan pemeriksaan tiap bulan. selain untuk memantau kondisi dan fungsi tiroid, juga untuk memonitor pengobatan.

Ini ditegaskan pula oleh Astriani. “Ibu hamil harus tetap waspada. Cek TSH dan T4 saat hamil, dan jangan putus minum obat,” pungkasnya. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: People photo created by onlyyouqj - www.freepik.com