5 Cara Menghindari Keputihan Patologis

5 Cara Menghindari Keputihan Abnormal

Keputihan perempuan perempuan di segala usia. Anak gadis yang mulai menstruasi, perempuan dewasa, hingga ibu hamil bisa mengalami keputihan. “Data WHO menunjukkan, 60% perempuan perempuan mengalami keputihan pada usia 15-22 tahun, dan 40% mengalami keputihan usia 23-45 tahun,” ujar dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG. Menghindari keputihan susah-susah gampang, terlebih di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Ditengarai, 75% perempuan Indonesia mengalami keputihan akibat tingkat kelembapan udara yang tinggi.

Kelembapan di area vagina bisa memicu pertumbuhan mikroorganisme patogen, hingga terjadilah keputihan abnormal, yang ditandai dengan cairan keputihan berbau dan berwarna, disertai rasa gatal dan/atau sensasi seperti terbakar.

Tips menghindari keputihan abnormal

Keputihan disebut normal sepanjang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak gatal. Ini adalah sekret vagina normal, dan biasanya kelaur dalam jumlah banyak menjelang haid, atau saat aktivitas tinggi. Berikut 5 cara menghindari keputihan abnormal, seperti diungkapkan dalam peluncuran daring Andalan Fresh Intimate Wipes, Kamis (6/11/2020).

1. Basuh vagina dari depan ke belakang

“Banyak yang belum tahu; basuhlah vagina dari depan ke belakang,” tegas dr. Dinda. Dengan cara ini, basuhan bergerak dari uretra (lubang pipis) yang steril, melewati vagina, baru ke anus. Dengan demikian kuman di anus tidak “hinggap” ke vagina.

2. Jaga berat badan

“Berat badan berlebih membuat kelembapan di area vagina menjadi lebihtinggi, sehingga risiko keputihan pun meningkat,” terang dr. Dinda. Seperti telah dijelaskan, kelembapan merupakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan bagi bakteri dan jamur yang bisa menimbulkan keputihan patologis atau abnormal.

3. Jangan malas mengganti pakaian dalam

Meski bekerja dair rumah (WFH) dan tidak ke mana-mana, jangan lalai untuk mengganti pakaian dalam. Apalagi kini sedang tren melakukan olahraga daring di rumah. “Jangan sampai lupa mengganti pakaian dalam yang lembap setelah berolahraga,” ujar dr. Dinda.

4. Keringkan vagina dengan baik

Keringkan vagina dengan baik tiap kali selesai mandi maupun dari toilet. “Pilihlah tisu yang tidak berparfum dan tidak mudah sobek. Sisa tisu yang tersobek dikhawatirkan menempel pada vagina dan menimbulkan iritasi,” ucap dr. Dinda. Bawalah tisu pembersih vagina sata keluar rumah. Yang pasti, tisu khusus ini juga jadi penyelamat saat ke toilet umum yang kotor, atau tidak ada air.

Sebagian perempuan lebih nyaman menggunakan handuk saat mengeringkan area kemaluan. Namun pastikan handuk langsung dijemur agar kering, karena handuk yang lembap/basah bisa mengundang pertumbuhan bakteri.

5. Gunakan produk khusus vagina

Lingkungan vagina cenderung asma, dengan pH berkisar 3 – 5. Ini adalah pertahanan alami vagina, karena lingkungan yang asam membuat mikroorganisme sulit tumbuh. Menurut dr. Dinda, gunakanlah produk yan gmemang khusus diciptakan untuk vagina. Baik cairan pembasuh maupun tisu. “Kandungan lactic acid dan lacoserum dalam produk khusus area V berfungsi menyeimbangkan kadar pH vagina. Jangan pakai sabun bayi atau tisu basah bayi, karena fungsinya berbeda. Meski berbahan lembut, tetap saja tidak dimaksudkan untuk area V,” tuturnya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Flower photo created by senivpetro - www.freepik.com