4 Ciri Khas Nyeri pada Endometriosis, yuk Kenali, Jangan sampai Terlambat Diobati

4 Ciri Khas Nyeri pada Endometriosis, yuk Kenali, Jangan sampai Terlambat Diobati

Ditengarai, 1 dari 10 perempuan di dunia mengalami endometriosis. “Keluhan utama endometriosis adalah nyeri dan infertilitas atau gangguan kesuburan,” ujar Prof. Dr. dr. Hendy Hendarto, Sp.OG(K), Ketua Perhimpunan Fertilitas In Vitro Indonesia (PERFITRI). Nyeri pada endometriosis bisa bermacam-macam, baik saat menstruasi maupun di luar menstruasi.

Endometriosis adalah penyakit reproduksi pada perempuan, di mana jaringan seperti endometrium (lapisan dinding rahim) menempel di bagian lain. Dalam kondisi normal, endometrium yang tumbuh ketika masa subur, akan luruh bila sel telur tidak dibuahi. Jaringan endometrium yang luruh ini akan keluar sebagai darah haid. “Tapi ada yang berbalik, lalu menempel di rongga panggul, tuba falopi, indung telur, usus, dan di manapun,” terang Prof. Hendy, dalam diskusi virtual mengenai endometriosis, Selasa (29/3/3033).

Endometriosis memicu reaksi peradangan kronis. Inilah yang kerap menimbulkan nyeri. Karena berasal dari jaringan endometrium, maka endometriosis ikut aktif tiap bulan, sesuai siklus haid. “Selama perempuan masih haid, penyakit akan terus berkembang, tidak bisa sembuh. Lama-lama menjadi kronis dan makin parah,” imbuhnya.

 

4 Nyeri pada Endometriosis

“Gejala endometriosis yang paling banyak dikeluhkan adalah nyeri haid, yaitu 60%,” ungkap Prof. Dr. dr. Wiryawan Permadi, Sp.OG(K) dalam kesempatan yang sama. Nyeri pada endometriosis berbeda dengan nyeri perut pada umumnya. Berikut ini 4 keluhan nyeri yang mengarah ke endometriosis.

1. Nyeri panggul dan perut bawah

Endometriosis biasanya menempel pada area rongga panggul atau perut bagian bawah. Itu sebabnya, nyeri haid yang ditimbulkan utamanya terasa pada bagian panggul atau perut bawah. Nyeri biasanya juga disertai dengan darah haid yang banyak.

2. Nyeri makin hebat

Ada nyeri haid yang normal (primer), tapi ada pula yang tidak normal (sekunder). Pada nyeri haid atau dismenorea yang tidak normal, berarti ada kondisi lain yang menyebabkan nyeri. Salah satunya, endometriosis. “Nyeri haid akibat endometriosis bersifat progresif; artinya makin lama makin berat,” jelas Prof. Wiryawan.

3. Nyeri saat berhubungan intim

Nyeri pada endometriosis tak hanya muncul saat haid, tapi bisa pula di luar haid. Misalnya, nyeri saat berhubungan seksual. Keluhan ini bisa terjadi bila endometriosis menempel pada sekitar vagina. Tekanan yang terjadi saat senggama, akan menekan endometriosis sehingga terasa nyeri.

4. Nyeri saat BAB

Nyeri akibat endometriosis juga bisa muncul saat BAB (buang air besar). Sebabnya, endometriosis bisa menempel pada dinding perut (peritoneum), area di antara dinding rahim dengan rektum, rektum, kolon, usus halus, atau usus 12 jari. Bila endometriosis menempel pada organ/area tersebut, muncullah nyeri saat BAB, akibat tekanan yang muncul pada rongga perut.

 

Baik Prof. Hendy maupun Prof. Wiryawan menegaskan, jangan menganggap enteng nyeri haid. “Apalagi bila nyeri makin lama makin berat,” tegas Prof. Wiryawan. Nyeri hebat akibat endometiosis bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, hingga tidak bisa/kesulitan bekerja dan bersekolah. Akhirnya, kualitas hidup pun menurun.

Di sisi lain, bisa saja endometriosis tidak menimbulkan nyeri. Pada kasus seperti ini, endometriosis akan lebih sulit terdeteksi. Tiap perempuan perlu waspada, terutama bila ada riwayat endometriosis di keluarga. “Perempuan yang memiliki kerabat dekat dengan endometriosis, lebih berisiko 7 – 10 kali lipat mengalami endometriosis,” ujar Prof. Wiryawan.

Yuk, kenali nyeri pada endometriosis. Endometriosis perlu dideteksi sejak dini, agar bisa segera ditangani secara tepat. Dengan demikian, endometriosis bisa dihambat progresivitasnya, sehingga nyeri hebat dan gangguan kesuburan bisa dihindari. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: <a href='https://www.freepik.com/photos/period-pain'>Period pain photo created by jcomp - www.freepik.com</a>