Tangan Kiri Rangsang Kreativitas Anak | OTC Digest

Tangan Kiri Rangsang Kreativitas Anak

Tangan kanan itu ‘baik’, tangan kiri itu ‘jelek’. Pendapat ini perlu dikoreksi. Otak manusia terbagi 2: otak kiri dan kanan. Otak kiri mengatur anggota tubuh bagian kanan, otak kanan mengatur anggota tubuh bagian kiri. Sifat otak kiri adalah konvergen (menyempit, menajam), logis, matematis, rasional, cerdas dalam tata bahasa, membaca, menulis. Otak kanan bersifat divergen (melebar, meluas), imajinatif, kreativitas, seni, sosio-emosional, kerjasama, kepemimpinan dan moral /spiritual.

Anak yang cenderung memegang benda dengan tangan kiri, berarti  lebih imajinasi dan kreatif.

Menurut Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, dari FKUI-RSCMm, berbeda  antara anak ‘nakal’ dan ‘kreatif’. Anak yang pecicilan, tangan tidak bisa diam, selalu menjelajahi laci dan bermain dengan banyak benda, itu ciri khas kreatif.

Balita cenderung menggunakan tangan kiri. Paksaan untuk menggunakan tangan kanan, akan mematikan kreativitas, karena otak kanan yang mengontrol tangan kiri dihambat sehingga tidak berkembang.

“Saat anak melewati usia 3 tahun, saat fungsi otak telah berkembang, baru ajarkan menggunakan tangan kanan, sesuai etika,” terangnya.

Kecerdasan anak perlu ditangsang dengan stimulasi seimbang antara otak kiri dan kanan. Rangsang fungsi sensorik, motorik, kognitif, komunikatif-bahasa, sosio-emosional, kemandirian dan kreativitas. Bisa dengan musik, bicara, menyanyi, gerakan, perabaan, menggambar, mencoret dan aktivitas lain tiap kali berinteraksi dengan anak; lakukan dengan bebas dan gembira.

“Pola pengasuhan berdampak pada kecerdasan, kreativitas dan perilaku anak,” ujar dr. Soedjatmiko. Jika anak dibesarkan dalam lingkungan demokratis, dia lebih percaya diri, mandiri dan kreatif. Dididik secara otoriter, anak jadi kurang inisiatif, kurang kreatif dan tidak komunikatif. Jika permisif (serba boleh), anak akan kurang bertanggungjawab. Jika tidak dipedulikan, kemampuannya akan rendah.

 (nid-jie)