lotion_anti_nyamuk_aman_untuk_anak_deet

Seperti Apa Lotion Anti Nyamuk yang Aman untuk Anak

Selain menimbulkan bentol dan gatal, gigitan nyamuk bisa menyebarkan penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Jadi, jangan sepelekan nyamuk. Penelitian menunjukkan, nyamuk   menularkan infeksi pada 700 juta manusia di dunia setiap tahunnya. Nyamuk tertarik pada keadaan lembab, hangat, karbondioksida, bau dan estrogen pada kulit manusia. Gigitannya bisa membuat orang paling kuat sekali pun ambruk masuk rumah sakit, karena tertular penyakit yang dibawanya.

Ada bermacam obat anti nyamuk. Bagaimana dengan lotion anti nyamuk?  Insect repellent (IR/penolak serangga) yang diaplikasikan pada kulit atau pakaian, memroduksi lapisan uap yang menyebabkan bau dan rasa tidak enak bagi serangga.

IR berbeda dengan pestisida, karena mengandung bahan kimia (dalam batas tertentu)yang bisa dipakai. Dr. Iskandar Zulkarnaen, SpKK(K), dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Airlangga/RSUD dr. Soetomo Surabaya memaparkan, “IR idealnya tahan lama dalam melawan berbagai spesies artropoda (hewan berbulu), non toksik, tidak mengiritasi kulit setelah dioleskan, tidak tampak berminyak dan dapat dihilangkan dengan air.”

Dari beberapa studi, pilihan IR untuk daerah endemik malaria atau penyakit arthropod-borne (akibat hewan artropoda) lainnya adalah DEET (N, N-diethyl-m-toluamide). Nyamuk mencari mangsa dengan mendeteksi 1-Octen-3-ol  (bahan kimia yang terdapat pada keringat dan nafas manusia) dalam jarak 2,5 meter. DEET dapat memanipulasi asam laktat yang ada pada 1-Octen-3-ol,  dan mengaburkan penciuman si nyamuk.

Penelitian Peterson C, Coasts J, dkk., yang dimuat jurnal The Royal Society of Chemistry 2001, DEET mengubah respons psikologis ORN (olfactory receptor neuron) pada antena nyamuk yang sensitif terhadap asam laktat. Hal ini membuat nyamuk tidak tertarik pada manusia.

Dioleskan pada kulit sebagian DEET diserap, sebagian lagi menguap atau hilang terhapus pakaian. DEET yang diabsorbsi kulit masuk ke jaringan lemak, tapi tidak terakumulasi dalam lapisan superfisial kulit.

“DEET masuk lebih dalam lagi sampai ke sirkulasi darah dalam jumlah kecil (9%), dimetabolisme oleh enzim hepatic p450 dan dibuang lewat urin. DEET tereliminasi dari tubuh  4 jam sejak dioleskan,” paparnya. 

Perbedaan konsentrasi DEET mempengaruhi lamanya waktu perlindungan dari gigitan nyamuk. Kadar DEET 5% memberi perlindungan 2 jam, kadar 10% melindungi sekitar 3 jam, DEET 15% melindungi selama 5 jam. Kadar 30% melindungi selama 6 jam. Pada anak, penggunaan DEET 10-30% terbukti aman oleh The American Academy of Pediatrics.

“Tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah usia 2 bulan. Untuk usia 2-12 tahun, gunakan IR  kadar DEET <15%, dioleskan tidak lebih 3x sehari. Untuk anak usia 6 bulan – 2 tahun maksimal 1x sehari dengan kadar DEET maksimal 10%. Jangan oleskan di wajah dan telapak tangan. Untuk anak usia >12 tahun, gunakan kadar <30%,” papar dr. Iskandar.

Studi cross sectional menunjukkan, edukasi pada orangtua tentang penggunaan IR memberi banyak keuntungan. Anak sebaiknya tidak mengoleskan sendiri. Hindari pemberian langsung pada wajah, telapak tangan, sekitar mata atau mulut untuk mencegah kontaminasi. (jie)