Penelitian Tunjukkan Operasi Amandel pada Anak Tidak Memberi Manfaat | OTC Digest
oeprasi_amandel_tonsilektomi_manfaat_risiko

Penelitian Tunjukkan Operasi Amandel pada Anak Tidak Memberi Manfaat

Dana Sumilo, University of Birmingham dan Tom Marshall, University of Birmingham

Bloodletting atau prosedur operasi yang bertujuan untuk membuang darah pasien untuk kebutuhan terapi adalah bagian dari arus utama dunia medis selama 3.000 tahun. Bahkan sampai dengan tahun 1915, metode tersebut direkomendasikan untuk para prajurit yang terkena senjata gas Perang Dunia I. Tampaknya luar biasa bahwa selama berabad-abad begitu banyak pasien yang harus menghadapi risiko yang begitu besar karena tindakan medis tersebut. Tapi apakah kita sedang membuat kesalahan yang sama hari ini? Penelitian kami mengenai tonsillectomy atau operasi pengangkatan amandel menunjukkan bahwa kita mungkin sedang melakukan kesalahan yang sama.

Tonsillectomy merupakan prosedur operasi yang bertujuan untuk mengangkat amandel. Praktik ini merupakan prosedur yang juga kuno. Prosedur pengangkatan amandel pertama kali disebut dalam pengobatan Hindu sekitar 1000 tahun sebelum Masehi.

Setiap tahun Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menanggung 37.000 operasi amandel anak, yang kebanyakan disebabkan oleh sakit tenggorokan berulang atau gangguan pernapasan saat tidur. Jumlah operasi pengangkatan amandel lebih banyak lagi dilakukan dengan pembiayaan pribadi. Di Inggris, hal ini biasanya melipatgandakan gaji dari para dokter bedah telinga, hidung, tenggorokan (THT).

Namun, operasi amandel tidak terbebas dari potensi komplikasi: 1 dari 25 pasien harus kembali ke rumah sakit dan 1 dari 40.000 pasien meninggal. Operasi amandel juga dikaitkan dengan kemungkinan mengidap diabetes di masa depan dan penyakit radang usus. Mengingat segala risikonya, apakah tonsilektomi benar-benar diperlukan?

Kami memiliki bukti yang menunjukkan bahwa operasi pengangkatan amandel bisa bermanfaat. Anak-anak yang sering menderita sakit tenggorokan parah akan berkurang sakitnya setelah melakukan operasi. Tapi dampaknya tidak dramatis, dan kebanyakan dari anak-anak juga akan membaik dengan atau tanpa operasi, namun operasi tersebut berarti bahwa anak yang dioperasi akan mengalami satu kali sakit tenggorokan lebih sedikit dalam satu tahun ke depan. Ini dianggap cukup untuk membenarkan operasi–meskipun setelah dua tahun, tidak ada perbedaan yang kentara.

Singkatnya, operasi amandel hanya membawa sedikit keuntungan bagi anak-anak yang sering terjangkit sakit tenggorokan parah yang memiliki catatan rekam medis dan gejala-gejala yang spesifik. Seberapa sering? Antara tujuh peristiwa sakit tenggorokan dalam setahun atau lima setiap tahun untuk dua tahun ke belakang atau tiga setiap tahun untuk tiga tahun ke belakang. Apa saja gejalanya? Antara demam, amandel bernanah, kelenjar yang membesar, atau bukti adanya infeksi bakteri.

Lebih banyak mudarat daripada manfaat

Penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang diterima oleh anak-anak yang sakit tenggorokannya tidak terlalu parah terlalu sedikit dibandingkan risiko apabila operasi dilakukan. Operasi amandel bisa jadi membawa lebih banyak mudarat daripada manfaat.

Bagaimana dengan operasi amandel untuk gangguan pernapasan saat tidur. Suatu penelitian menunjukkan keraguan atas manfaat operasi tindakan pengangkatan amandel. Beberapa percobaan terkontrol acak sekarang sedang dilaksanakan.

Kami ingin mengetahui berapa anak yang merasakan manfaat dari pengangkatan amandelnya dan berapa jumlah anak dari kelompok tersebut yang sebenarnya betul-betul membutuhkan operasi amandel. Untuk mencari tahu, kami mengamati rekam medis dari 1.630.807 anak berumur di atas 12 tahun. Kami menemukan 15.760 anak yang mengidap sakit tenggorokan yang cukup parah hingga membutuhkan pengangkatan amandel, tapi hanya satu dari tujuh anak tersebut yang sebetulnya mengalami operasi. Pada saat yang sama, 18.281 anak menjalankan operasi amandel, tapi hanya satu dari delapan anak yang mendapatkan manfaatnya. Pola ini konsisten dari tahun 2005 sampai dengan 2016.

Ini berarti bahwa enam dari tujuh anak yang bisa mendapatkan manfaat dari operasi tersebut tidak menjalankan operasi amandel–dan mereka kemungkinan besar tumbuh meninggalkan masalah kesehatan tersebut–sedangkan tujuh dari delapan anak yang amandelnya diangkat tidak mendapatkan manfaat apa pun. Sebagus apapun operasi amandel yang dilakukan sebenarnya tidak diperlukan anak-anak tersebut, tapi buruknya, operasi tersebut bisa berpotensi mencederai anak. Sejarah dari tindakan medis bloodletting menunjukkan bahwa dunia kesehatan bisa membuat kesalahan. Mungkin sudah saatnya kita memperbaiki kebiasaan ini mengingat tidak banyak manfaat yang didapatkan.


Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Rizkina Aliya

The Conversation

Dana Sumilo, Clinical Research Fellow in Public Health, University of Birmingham dan Tom Marshall, Professor of Public Health and Primary Care, University of Birmingham

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

______________________________________________

Ilustrasi: Designed by Pressfoto