Mengenal Manfaat DHA Untuk Otak Anak | OTC Digest

Mengenal Manfaat DHA Untuk Otak Anak

Organ tubuh apa yang perkembangannya paling pesat? Jawabannya: otak. Saat bayi lahir tiap sel otaknya mempunyai 2.500 sinaps. Meningkat menjadi 15.000 sinaps pada usia 2- 3 tahun. Otak manusia sendiri memiliki sekitar 2 milyar sel.

Saat sel-sel saraf otak berkomunikasi, terjadi proses penghantaran dan penangkapan pesan. Makin banyak komunikasi antarsel, makin baik perkembangan pembelajaran dan daya ingat si kecil. Kecerdasan anak ditentukan banyak sedikitnya sinaps yang terbentuk. Makin sering otak terstimulasi, akan terbentuk lebih banyak sinaps dan lebih kuat.

DHA, penyampai pesan

Menurut Menurut dr. Dwi Putro Widodo, SpA, selain faktor genetik kecerdasan anak dipengaruhi pengalaman / rangsangan serta nutrisi. Nutrisi yang berperan dalam komunikasi antarsel otak adalah DHA (doxosahexaenoic acid).

DHA berperan menjaga neurotransmiter (senyawa yang membawa sinyal antarsel otak), agar pesan antarsel tersampaikan sempurna. DHA dalam kadar tinggi terdapat di membran-membran sel otak dan mata. Janin mendapat asupan DHA dari plasenta dan bayi dari ASI. Sumber makanan kaya DHA antara lain ikan salmon, mackerel atau sardine.

Kadar DHA di otak janin meningkat cepat, sejak kehamilan trimester ketiga. Kebutuhan DHA terus meningkat hingga bayi berusia 1-2 tahun. Tubuh bisa mendapat DHA dari konversi asam alfa linoleat (ALA). DHA pada ASI bervariasi, tergantung nutrisi yang dikonsumsi ibu. Kadar rata-rata DHA dalam ASI antara 0,32- 0,36% dari total asam lemak.

Studi membuktikan, kadar DHA (0,36% total lemak atau 17 mg/100 kkal) dan ARA (Arachidonic Acid) yang tepat (0,72% total lemak atau 34 mg ARA/100 kkal) yang diberikan sampai usia 3 tahun, bermanfaat secara konsisten terhadap perkembangan visual, kecerdasan dan sistem imun anak.

Seperti DHA, ARA atau biasa disingkat AA adalah komponen utama membran sel, yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda.

Menurut studi, bayi usia 18 bulan yang mendapat suplementasi DHA dan ARA memiliki indeks perkembangan mental (Mental Development Index/MDI) untuk persepsi, memori, kemampuan memecahkan masalah, komunikasi dan imitasi yang tidak berbeda dengan bayi yang mendapat ASI. Namun, skornya 7 poin lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat susu formula tanpa suplementasi.

Studi ini dilanjutkan hingga anak berusia 4 tahun. Ditemukan, kelompok kontrol (tanpa suplementasi DHA dan ARA) memiliki IQ verbal  lebih rendah dibanding kelompok yang mendapat ASI, atau susu formula dengan suplementasi DHA 17 mg/100 kkal + ARA 34 mg/100 kkal.

Agar perkembangan kecerdasan si kecil optimal, ibu perlu  memperhatikan asupan nutrisi selama masa kehamilan dan menyusui. Makin lama durasi pemberian DHA pada periode perkembangan otak, perkembangan kognitif anak makin baik. (jie)