mencegah asma pada anak

Mencegah Asma pada Anak, Lakukan Ini Sejak Masa Kehamilan

Mengontrol asma selama kehamilan, dengan meminimalkan paparan tungau debu, konsumsi probiotik dan vitamin, terbukti bisa mencegah asma pada anak yang belum lahir.

Risiko seseorang menderita asma berbeda untuk tiap usia. “Selama di dalam kandungan, faktor risiko asma pertama janin yang belum lahir adalah memiliki orangtua penderita asma, terutama ibu penderita asma,” kata Cécile Chenivesse, MD, dari departemen imunologi dan alergi, Lille Regional University Hospital, Prancis.

Faktor penting kedua adalah merokok. Baik ibu sebagai perokok aktif atau pasif (terus menerus terpapar asap rokok dari lingkungan).

Orangtua (ayah dan/atau ibu) yang menderita asma, berada di lingkungan perokok selama kehamilan dan kelahiran prematur sudah ditetapkan sebagai faktor risiko utama asma pada anak-anak.

Dr. Chenivesse menjelaskan mengontrol asma selama kehamilan bisa mencegah asma pada anak/bayi. Ini telah dibuktikan dalam penelitian.

Penelitian di Australia yang melibatkan 179 wanita yang direkrut sebelum usia kehamilan kurang dari 22 minggu menunjukkan bila pengobatan asma selama kehamilan mengurangi tingkat asma pada anak-anak antara usia 4-6 tahun.

“Riset ini menunjukkan efek perlindungan obat kortikosteroid hirup untuk semua orang. Mereka mengurangi risiko asma pada anak,” katanya. “Dengan meningkatkan frekuensi pengobatan, menurunkan kejadian asma pada anak-anak mereka.”

Penurunan risiko asma antara usia 4 dan 6 tahun meningkat dari 43,2% menjadi 25,9%. Tetapi tidak diketahui apakah efek ini bertahan hingga dewasa atau tidak.

Vitamin D

Apakah suplementasi vitamin D selama kehamilan menurunkan risiko asma pada janin, penelitiannya masih terus dilakukan.

Namun pada sebuah meta-analisis dari 14 penelitian (melibatkan 23.030 ibu dan anaknya, 2073 kasus asma) ditemukan hubungan positif antara diet tinggi vitamin D dan penurunan risiko melahirkan anak menderita asma.

Suplementasi vitamin D terbukti bermanfaat untuk asma. Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI, menjelaskan pada riset skala besar (Cochrane) 80% pasien asma kekurangan vitamin D. Suplementasi vitamin D menurunkan keparahan dan frekuensi asma.

“Kalau bagus vitamin D-nya, asmanya juga lebih jarang,” terang Prof. Iris.

Ketahui lebih jauh manfaat suplementasi vitamin D untuk asma di chanel YouTube otcdigest.

Probiotik

Probiotik tidak hanya menyehatkan saluran cerna. Banyak riset menegaskan manfaatnya dalam pencegahan alergi.

Bakteri baik ini – golongan Lactobacillus dan Bifidobacterium – dalam jumlah memadai di usus akan menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Selanjutnya akan memodulasi sistem imun dan respons peradangan sistemik. Dengan demikian mempengaruhi perkembangan sensitisasi dan alergi.

Organisasi Alergi Dunia (WAO) bahkan merekomendasikan konsumsi probiotik selama periode kehamilan, menyusui untuk mencegah alergi pada anak-anak.

Omega 3

Konsumsi omega 3 “mungkin efektif”, ujar Dr. Chenivesse, “tetapi (tampaknya) lebih bermanfaat pada wanita yang kekurangan asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang.”

Sebuah riset melibatkan 736 wanita hamil 24 minggu. Mereka mendapatkan 2,4 gram minyak ikan, atau plasebo (berisi minyak zaitun), setiap hari. Menurut hasil dari 695 anak, suplementasi minyak ikan (omega 3) mengurangi risiko asma atau mengi persisten pada usia 3 tahun.    

Risiko asma atau mengi persisten pada kelompok perlakukan adalah 16,9%, dibandingkan kelompok plasebo 23,7%.

“Menggali lebih dalam penelitian itu, jelas terlihat bila efek menguntungkan ini nyata, tetapi hanya ditemukan pada wanita yang kekurangan asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang (EPA dan DHA),” kata Dr. Chenivesse. (jie)