Mata dan Gangguan Jiwa | OTC Digest

Mata dan Gangguan Jiwa

“Mata adalah jendela jiwa”. Ungkapan ini bukan pepesan kosong. Studi menemukan bahwa masalah di mata berkorelasi pada gangguan jiwa.

Anak dengan mata yang tidak lurus (strabismus) dan mengarah ke luar (eksotropia), diketahui berisiko lebih tinggi terkena gangguan kejiwaan. Strabismus dialami oleh 3-5% anak, dan sekitar 125.000 kasus baru terdiagnosa di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Brian G Mohney, MD, dkk., memeriksa rekam medis 407 pasien dengan strabismus dan membandingkan mereka dengan rekam medis anak pada usia dan jenis kelamin sama, dengan mata normal. Subyek penelitian adalah anak berusia < 19 tahun; 266 anak esotropia (mata mengarah ke dalam), dan 141 anak eksotropia.  Tim memonitor rekam medis mereka dari Januari 1985 sampai Desember 1994.

Anak dengan eksotropia memiliki kemungkinan tiga kali lipat mengidap gangguan jiwaan dibandingkan kelompok kontrol. Sementara itu, tidak terlihat adanya peningkatan insiden pada anak dengan mata esotropia. Studi ini dimuat dalam jurnal ilmiah Pediatrics 2008.

Hal ini bisa menjadi  penanda awal bagi keluarga dan dokter anak, terhadap masalah yang mungkin muncul. Orangtua dan dokter perlu waspada dan siaga, jika mendapati anak dengan esotropia. “Bisa dipertimbangkan untuk membawa anak ke psikolog atau psikiater,” ujar Brian Mohney, M. D., dokter mata anak dari Mayo Clinic, yang memimpin studi tersebut. Terutama jika mulai muncul gejala gangguan kejiwaan. (nid-jie)