Jangan Lalai Vaksinasi Anak saat Pandemi

Jangan Lalai Vaksinasi Anak saat Pandemi, Lindungi Mereka dari Penyakit Berbahaya

Data program imunisasi nasional menunjukkan, cakupan vaksinasi turun selama pandemi COVID-19, karena banyak orang tua takut membawa anak ke RS, Posyandu, atau klinik. Misalnya vaksinasi MR, sepanjang Januari – Maret 2020 turun 13% dibandingkan tahun lalu. Ini sangat disayangkan karena banyak penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin. Justru, vaksinasi anak saat pandemi menjadi lebih penting lagi.

Vaksinasi, baik dasar maupun ulangan, tetap perlu dilakukan sesuai jadwal di masa pandemi ini. “Vaksinasi perlu diulang. Seperti ingatan kita, sel memori pertahanan tubuh juga perlu pengingat atau penguat karena zat kekebalan mungkin sudah menurun hingga di bawah ambang protektif,” tutur Prof. DR. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K).

Campak, rubella, dan cacar air kerap dianggap penyakit ringan, sehingga vaksinasi tidak dianggap penting. “Padahal, angka kematian campak itu tinggi. KLB campak di Indonesia terjadi dari tahun ke tahun,” sesal Prof. Hartono, dalam diskusi daring bersama Merck Sharp Dohme beberapa waktu lalu.

Rubella memang gejalanya relatif ringan pada anak. Namun vaksinasi tetap penting, agar anak memiliki kekebalan tubuh sejak dini hingga ia dewasa nanti. Ini untuk mencegah ibu terkena rubella saat hamil, karena dampaknya bisa fatal untuk janin. “Bayi bisa lahir dengan sindrom rubella kongenital,” terang Prof. Hartono. Gejalanya antara lain katarak, tuli, dan kelainan jantung. Campak dan rubella bisa dicegah dengan vaksin MR.

Jangan pula remehkan cacar air (varicella). “Satu dari 50 anak yang menderita varicella, mengalami komplikasi,” ujar Prof. Hartono. Komplikasi berat bisa berupa sindrom Reye yang menimbulkan pneumonia, radang hati, hingga radang otak. Ini terutama mengancam anak yang memiliki gangguan kekebalan tubuh. “Anak yang menderita keganasan bisa meninggal gara-gara varicella,” imbuhnya. Anak dengan asma yang mendapat steroid dosis tinggi juga berisiko mengalami komplikasi berat akibat cacar air.

Penyakit-penyakit lain seperti difteri, tetanus, pertusis (batuk 100 hari), dan polio juga sangat berbahaya bagi anak. Ini bisa dicegah dengan vaksin DTP dan polio.

 

Tetap vaksinasi anak saat pandemi, sesuai jadwal

Prof. Hartono menegaskan, “Vaksinasi adalah cara paling efisien untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya.” Vaksinasi anak saat pandemi tetap perlu dilakukan sesuai jadwal. Jangan khawatir karena fasilitas kesehatan sudah menjalankan protokol keamanan untuk meminimalkan penularan COVID-19.

Tentu, sulit menghafal semua jadwal vaksin yang demikian banyak. Grace Melia memberi tips agar tidak lupa. “Saya print jadwal vaksinasi dengan ukuran besar, lalu saya tempel, agar ingat terus,” ujarnya. Grace adalah Pendiri Rumah Rubella, komunitas orang tua dengan anak yang memiliki sindrom rubella kongenital.

Selain itu, simpan buku vaksin dengan rapi. Bisa pula menggunakan aplikasi pertumbuhan anak, seperti PrimaKu dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Dalam aplikasi ini juga ada jadwal vaksinasi, sehingga orang tua tidak lupa.

Berikan anak vaksin sesuai jadwal. Vaksinasi polio dilakukan di usia 0, 2, 3, 4 bulan; DTP di usia 2, 3, 4, bulan; MR di usia 9 bulan, dan varicella di usia 12 bulan (cukup sekali hingga usia 18 tahun).

Ada beberapa vaksin yang memiliki jadwal sama. Misalnya DTP dan polio, juga penguat MR, DTP dan polio di usia 18 bulan. “Di masa pandemi, sebaiknya vaksin diberikan bersamaan agar efisien. Dua vaksin bisa diberikan sekaligus di lengan berbeda,” ujar Prof. Hartono. Bila orang tua khawatir, vaksin boleh diberi dalam waktu berbeda. Berapa lama jaraknya? “Kalau vaksin hidup dan hidup beri jarak satu bulan, dan dua minggu untuk vaksin mati,” lanjutnya.

Imunisasi penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi dan komplikasi yang ditimbulkan penyakit tersebut. Terutama saat pandemi; anak yang sakit lebih rentan terkena COVID-19. “Vaksinasi menyelamatkan nyawa anak-anak kita. Mohon dilengkapi,” pungkas Prof. Hartono. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: Kids photo created by freepik - www.freepik.com