Ibu Berperan Besar Cegah Penurunan Bakat Alergi kepada Anak | OTC Digest

Ibu Berperan Besar Cegah Penurunan Bakat Alergi kepada Anak

Tumbuh kembang anak dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Bakat alergi diturunkan secara genetik. “Ibu yang alergi, bisa menurunkan faktor 30% ke bayinya. Bila ayah juga alergi, kemungkinan anak alergi lebih besar,” ucap Dr. dr. Noroyono, Sp.OG dari FKUI/RSCM. Kondisi tertentu selama hamil, misal peradangan, memperbesar risiko anak memiliki alergi.

Kondisi yang memicu inflamasi antara lain obesitas atau berat badan (BB) berlebih;  banyak konsumsi karbohidrat, protein dan lemak; kurang konsumsi sayur. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, konsumsi sayur masyarakat Indonesia hanya 15%; secara nasional 83-84% tidak makan sayur.

Protein, lemak dan karbohidrat apalagi dengan indeks glikemi (IG) tinggi, menimbulkan  inflamasi ringan-sedang. “Inflamasi menimbulkan reaksi aktivasi dari sistem imun, yang dapat mendisregulasi atau membuat regulasi yang salah, sehingga menimbulkan reaksi; salah satunya alergi,” papar dr. Noroyono.

Ibu berperan besar dalam mencegah penurunan bakat alergi ke anak. Pemeriksaan pranatal selain dengan pemeriksaan tensi, BB dan USG, ibu bisa diskusi dengan dokter kandungan mengenai riwayat alergi dalam keluarga, sehingga bisa dipikirkan pola makan dan kenaikan BB yang sesuai.

Anak lahir usahakan memberikan ASI eksklusif, untuk membantu mematangkan saluran cerna anak dan sistem imun sehingga risiko alergi bisa ditekan. Ibu dengan alergi perlu memperhatikan makanan selama hamil dan menyusui. “Ibu cukup memantang makanan yang menimbulkan alergi pada bayi,” tegas Dr. dr. Zaki. Sering kali, anak memiliki alergi makanan yang sama dengan ibu.

Lepas ASI eksklusif, hindari makanan yang membuat anak alergi. Dukung dengan faktor lingkungan; rumah bersih, bebas asap rokok. Bila muncul gejala alergi, hindari faktor pencetus. Konsultasi dokter, apa lagi yang bisa dilakukan untuk mencegah alergi makin berat.

 

Beban akibat alergi

Alergi beda dengan penyakit infeksi. Menurut Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, Sp.OK, anak dengan alergi bisa memberi beban biaya bagi keluarga dan negara. Belum lagi kehidupan sosial pasien dan keluarga. Akibat alergi, anak sakit-sakitan sehingga sering tidak masuk sekolah, sulit berpikir saat alergi kambuh, dan tidak bisa olahraga. Nilai dan prestasi belajar di sekolah bisa menurun, sehingga rasa percaya diri turun. (nid)


Ilustrasi: www.freepik.com-Designed by Freepik