Dua Vaksin yang Direkomendasikan WHO selama Wabah COVID-19
vaksin_COVID

Dua Vaksin yang Direkomendasikan WHO selama Wabah COVID-19, Selain Vaksin Rutin

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, vaksinasi hendaknya tetap dilaksanakan sesuai jadwal, bila memungkinkan. Selain vaksin rutin dan wajib, ada dua vaksin yang direkomendasikan WHO. “WHO mengusulkan vaksin PCV dan influenza sebagai vaksinasi tambahan pada anak yang belum mendapatkannya, karena bisa mencegah pneumonia,” ungkap Prof. Dr. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita, Sp.A.(K), M.Sc.

Vaksin COVID-19 masih dalam tahap penelitian dan uji coba. kita berharap vaksin ini bisa segera diproduksi, sehingga kita sekeluarga bisa melindungi diri dari pandemi COVID-19. Tiap vaksin bekerja secara spesifik melindungi dari penyakit tertentu. Misalnya vaksin DPT melindungi dari difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin polio melindungi dari polio, dan seterusnya. Hampir tidak ada perlindungan silang dari satu vaksin terhadap penyakit lain. Namun, ada alasan mengapa vaksin influenza dan pneumonia akibat pneumokokus (PCV) disarankan bagi anak-anak.

 

Bagaimana dua vaksin yang direkomendasikan WHO bisa bermanfaat menghadapi COVID-19

Pneumonia adalah salah satu komplikasi mematikan dari COVID-19. Sejauh ini, infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini memang jarang mengenai bayi dan anak. Namun, bukan berarti mereka aman. “Ada bayi usia satu bulan positif COVID-19,” sesal Prof. Cissy, dalam tayangan langsung di Instagram IDAI, Kamis (2/4/2020).

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Universitas Padjajaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ini melanjutkan, pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus, influenza, maupun SARS-CoV-2 memiliki gejala awal yang sama, sehingga sulit dibedakan. Terlebih, anak-anak adalah kelompok yang rentan terhadap influenza dan pneumokokus. “Bila anak sudah divaksin PCV dan influenza, lalu mereka mengalami pneumonia, hampir bisa dipastikan bukan disebabkan oleh influenza atau pneumokokus,” paparnya.

Dalam kondisi tersebut, dokter bisa mencurigai penyebab lain. Apalagi bila ada hal-hal yang bisa menyokong kecurigaan ke arah COVID-19. Misalnya anak baru diajak bepergian, ada yang terkena penyakit tersebut di lingkungan sekitar anak, atau menunjukkan gejala pneumonia yang progresif. Ini adalah salah satu ciri khas pneumonia yng disebabkan oleh SARS-CoV-2.

Memang belum ada bukti bahwa dua vaksin yang direkomendasikan WHO bisa memberi perlindungan silang terhadap COVID-19. “Namun menurut WHO perlu diberikan selama masa pandemi ini, untuk melindungi anak dari pneumonia akibat dua penyakit tersebut,” lanjut Prof. Cissy.

 

Vaksin influenza

Vaksin ini terbukti memberi perlindungan silang terhadap SARS, yang disebabkan oleh SARS-CoV-1. “Namun, ini pun diketahuinya belakangan,” terang Prof. Cissy. Meski SARS dan COVID-19 sama-sama disebabkan oleh corona, sifat masing-masing sangat berbeda. “Jadi untuk sementara, kita tidak bisa mengatakan ada perlindungan silang dari vaksin influenza untuk COVID-19, karena belum ada penelitiannya. Kita memberi vaksin influenza untuk mencegah penyakit influenza,” tegas Prof. Cissy.

Influenza menyebabkan penyakit dengan gejala demam, batuk, dan gangguan lain pada saluran napas. Vaksin influenza bisa mulai diberikan pada bayi usia 6 bulan ke atas, hingga anak usia 18 tahun. Pada anak usia >6 bulan – 9 tahun, vaksin awalnya diberikan 2x, dengan jarak antar vaksinasi 4-8 minggu. Setelah itu, dan pada anak usia >9 tahun, vaksin diberikan setahun sekali.

 

Vaksin PCV

Vaksin PCV (pneumococcal conjugate vaccine) diperuntukkan bagi anak usia sampai 5 tahun. Vaksin dasar PCV diberikan dalam 3 dosis, yakni saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan. dosis keempat sebagai penguat, diberikan di usia 12-15 bulan. vaksin masih bisa diberikan selewat usia ini, asal tidak lebih dari 5 tahun. “Memang ketentuannya, vaksin ini hanya sampai usia 5 tahun. Kalau diberikan pada anak usia 6 tahun, menyalahi legalnya,” ucap Prof. Cissy.

Dua vaksin yang direkomendasikan WHO ini memang tidak secara langsung melindungi anak dari COVID-19. Namun, bisa membantu mempercepat kecurigaan tenaga medis terhadap infeksi SARS-CoV-2. Selain itu, anak juga terlindung dari penyakit saluran napas akibat bakteri pneumokokus dan virus influenza. Gangguan pada saluran napas bisa meningkatkan risiko infeksi SARS-CoV-2. Maka secara tidak langsung, vaksinasi influenza dan PCV bisa membantu memberi perlindungan terhadap COVID-19. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Kids photo created by freepik - www.freepik.com