5 Manfaat Ngemil Bagi Anak | OTC Digest

5 Manfaat Ngemil Bagi Anak

Memberikan camilan pada bayi/anak bagi sebagian orangtua dianggap bukan hal penting. Padahal lewat camilan kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi, bahkan terdapat manfaat plus lain.

Pemenuhan kebutuhan gizi sejak dini penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan di kemudian hari. Data Kementerian Kesehatan (2015) menyatakan 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting (pendek) akibat malnutrisi. Riskesdas 2013 pun menjabarkan anak usia 12 – 59 bulan mengalami anemia defesiensi besi.

Kebutuhan gizi anak dapat dipenuhi dari camilan yang ia asup. Tentunya camilan yang disarankan adalah camilan sehat, seperti buah atau makanan berbahan whole grain – biji-bijian yang masih ada kulit arinya; biskuit gandum, bekatul, ouinoa, jagung, sereal oat, dll.

 “Snacking sejak usia 10 bulan bisa menunjang tumbuh kembang anak yang optimal,” papar Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K), dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI, di acara pluncuran Nestle CERELAC NutriPUffs, pada Mei 2017.

Sejak umur tiga bulan si kecil sudah dapat menggenggam dan memasukkan benda ke dalam mulutnya. Ini adalah bentuk awal eksplorasi benda. Usia 4 -11 bulan mulai dapat duduk; letakkan anak di tempat duduk khusus saat ia makan, dan biarkan ia memegang makanannya sendiri.  Kemudian di umur 9-18 bulan ia sudah dapat mengucapkan kata pertamanya. Kata yang berhubungan dengan makanan termasuk kata-kata pertama yang biasanya bisa diucapkan. Genap satu tahun si kecil sudah mengenali bentuk, bau dan rasa makanannya.

Secara umum ada beberapa manfaat ngemil untuk bayi/anak :

  1. Proses pemberian makan bisa mengembangkan rasa percaya anak pada orangtua /pengasuh.
  2. Mendukung komunikasi antara orangtua dan anak. Namun, hanya bisa terjadi jika orangtua memperhatikan proses makan anak.
    “Jangan biarkan anak makan sambil bermain. Karena memberikan pesan rancu bagi anak : ini saatnya makan atau bermain? Atau setelah memberikan makanan orangtuanya sibuk sendiri nonton TV,” ucap dr. Tjhin.
  3. Melatih motorik halus. Jika si kecil sudah dapat duduk di kursi makan, letakkan makanan di depannya dan biarkan anak bereksplorasi dengan makanannya. Mengambil makanan akan melatih motorik halus anak. Kemudian koordinasi antara mata dan tangan.
  4. Menciptakan suasana yang menyenangkan. Sebaiknya proses memberikan makan dilakukan tanpa paksaan. Biarkan si anak mengambil makanan sebanyak yang ia mau. Jangan pula paksa ia menghabiskan makanannya.
    “Jika proses makan itu menyenangkan, otak akan mengeluarkan hormon endorfin dan oksitosin. Memicu perasaan happy dan rileks. Riset menyatakan jika anak makan dengan senang maka denyut jantung lebih teratur dan pencernaan lebih baik,” tegas psikiater anak dan remaja ini.
  5. Mencegah gangguan susah makan. Perasaan senang tiap kali mendapatkan makan akan terekam dalam memori si kecil. Sehingga ia akan menunggu-nunggu tiap kali ibu / pengasuhnya menyiapkan makanan. (jie)