5 Langkah Cegah Eksim Susu | OTC Digest

5 Langkah Cegah Eksim Susu

Eksim susu atau dermatitis atopik (DA) menurut Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) menyerang 11-15% anak Indonesia, dan merupakan salah satu dari 10 penyakit kulit terbanyak yang dialami bayi dan anak-anak.

Pada bayi yang menderita eksim susu kulit menjadi sensitif. Ditunjukkan dengan gampang mengalami ruam kemerahan, bruntusan, kering dan mengelupas di area pipi. “Kondisi ini tidak berhubungan sama sekali dengan susu atau ASI,” papar dr. Srie Prihianti, SpKK, FINSDV, FAADV, Ketua KSDAI, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski).

Secara alamiah kulit bayi lebih sensitif dari kulit orang dewasa. Lebih tipis 40-60%, ikatan antarselnya masih longgar, fungsi barrier (sawar) kulit belum optimal dan kelenjar minyak/keringat belum banyak. Ini semua membuat kulit bayi lebih gampang menyerap zat dari luar; termasuk bakteri dan bahan iritan lain.

Pada eksim susu terjadi kelainan imunologis yang menyebabkan kulit bayi (sudah sensitif) mengalami peradangan kronis (lama), berulang, hilang-timbul dan sangat gatal. Disebabkan karena kurang atau tidak adanya produksi lemak ceramide di lapisan kulit ari.

Kulit ari ibarat tembok, sel-sel kulit adalah batu bata dan lapisan lemak ceramide adalah semennya. “Kalau lapisan lemaknya kurang, kulit menjadi kering, bahan-bahan dari luar menjadi gampang masuk dan merangsang reaksi peradangan. Ceramide juga berfungsi untuk menghidrasi kulit,” imbuh dr. Yanti.

Eksim susu terjadi pada bayi dengan riwayat alergi di keluarga. Tidak harus dari orangtua yang juga pernah menderita eksim, tetapi alergi dalam bentuk lain, seperti alergi dingin, asma, dll.

Dermatitis atopik atau eksim susu biasanya muncul saat bayi berusia 3-4 bulan. “Karena sangat gatal sehingga akan mengganggu tidurnya. Muncul ruam merah dan berair di pipi. Pada anak yang lebih besar munculnya di area lipatan kulit dan tungkai. Makin dewasa bentuknya makin kering dan bersisik,” terang dokter yang akrab disapa Yanti ini. 

Pencegahan dan perawatan kulit sensitif

Tujuan perawatan pada bayi dengan kulit sensitif adalah mempertahankan fungsi utama kulit; sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh terluar dan pengatur suhu tubuh. Mendapatkan kulit yang sehat dan mencegah/mengurangi iritasi atau alergi.

Menurut dr. Yanti, berikut ini 5 hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anak dengan kulit sensitif mengalami eksim susu:

  1. Kenali tanda-tanda kulit sensitif. Ditunjukkan dengan kulit cenderung kering, mudah timbul ruam kemerahan jika memakai produk-produk perawatan kulit, mudah gatal karena terkena keringat.
  2. Pilih sabun / sampo untuk kulit sensitif. Yang disarankan adalah mengandung mild surfactant (deterjen ringan), bahan-bahan organik, hypoallergenic (tidak merangsang reaksi alergi), dan mengandung pH yang seimbang. “Sabun yang mengeluarkan banyak busa (kandungan deterjennya tinggi) akan lebih banyak mengangkat lapisan lemak kulit. Sabun yang terasa licin justru mengandung pelembab, dan bukan berarti tidak bersih,” tutur dr. Yanti.
  3. Pilih pelembab kulit yang mengandung ceramide. Oleskan pelembab (krim/losion) 3-5 menit setelah mandi. Tujuannya untuk mencegah penguapan air lewat kulit dan menjaga kelembaban kulit.
  4. Hindari pelembab yang mengandung pewangi, atau pewarna. Bahan-bahan pewangi atau pewarna bisa bersifat iritan bagi kulit sensitif.
  5. Tidak disarankan memakai bedak. Selain bisa mengiritasi kulit sensitif, serbuk bedak rentan terhirup dan menyebabkan masalah di paru-paru. (jie)