herbal peningkat imunitas di musim pancaroba

Waspada Cuaca Ekstrim dan Musim Pancaroba, Tingkatkan Daya Tahan Dengan Herbal Ini

Pandemi belumlah usai, tapi kita juga dihantam oleh cuaca ekstrim. Kondisi cuaca yang berubah-ubah sangat ideal untuk perkembangbiakan bakteri atau virus. Penting untuk selalu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Musim pancaroba dan cuaca ekstrim erat kaitannya dengan munculnya infeksi saluran napas akut (ISPA), demam berdarah dengue, diare dan flu, selain (tentunya) ancaman mutasi virus corona, seperti varian Omicron yang jauh lebih menular dibanding Delta.

Kita perlu selalu waspada dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Konsumsi makanan sehat, olahraga sekitar 30 menit 3-5 kali seminggu, tidur 7-8 jam sehari dan konsumsi suplemen efektif menjaga daya tahan tubuh.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), mengatakan, “Sistem imun merupakan kunci dalam menjaga kesehatan di musim pancaroba karena tingkat keparahan infeksi dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu: patogenisitas, jumlah mikroorganisme, dan sistem imun tubuh manusia.”

Salah satu upaya untuk memelihara dan meningkatkan sistem imun adalah dengan mengonsumsi herbal seperti habbatussauda (jinten hitam), meniran dan jahe. Mengonsumsi herbal merupakan pilihan yang rasional, karena lebih aman bila dikonsumsi dalam jangka panjang, dan minim efek samping.

Lebih lanjut dr. Inggrid menjelaskan, habbatussauda kaya akan asam amino dan antikosidan sehingga mampu mencegah berbagai penyakit yang bersifat inflamasi. Selain itu kandungan thymoquinone pada habbtussauda memiliki fungsi untuk membentuk dan memperkuat kekebalan tubuh.

Riset yang ditulis di Chinese Journal of Natural Medicine (2016) menyebutkan minyak habbatassauda bisa mengurangi gejala alergi berupa penyumbatan hidung, hidung gatal, hidung berair dan bersin-bersin setelah dua minggu penggunaan.

“Meniran mengandung zat aktif phyllanthin dan flavonoid yang berfungsi sebagai imunostimulan atau mengoptimalkan fungsi pertahanan tubuh,” tukas dr. Inggrid. “Sementara itu, jahe dapat meredakan penyakit yang sering muncul saat pancaroba yaitu flu dan masuk angin. Hal ini karena minyak atsiri dalam jahe memberikan sensasi hangat ke seluruh tubuh. Ketiga herbal inipun aman dikonsumsi dalam jangka waktu lama.”

Manfaat meniran (Phyllantus niruri) untuk daya tahan tubuh telah lama diketahui. Penelitian Dr. Drs. Suprapto Ma'at, apt, MS, membuktikan, ekstrak meniran mampu meningkatkan kadar sel T helper, salah satu sel pertahanan tubuh. Ekstrak meniran dapat digunakan sebagai terapi penunjang pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, jamur dan bakteri. Atas studinya ini Drs. Suprapto mendapat penghargaan BJ Habibie Technology Award 2008.

Bahkan ekstrak meniran direkomendasikan sebagai terapi penunjang pada pasien COVID-19 tanpa gejala. Rekomendasi ini dikeluarkan oleh Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERLAMUNI) dalam pertemuan ahli (expert meeting) Maret 2021 lalu.

Jahe (Zingiber officinale) selain dikenal sebagai minuman pengusir untuk masuk angin, ia juga berpotensi sebagai agen antivirus dengan bioaviabilitas dan fleksibilitas yang baik.

Chief Business Development and R&D PT Deltomed Laboratories, apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc., mengatakan, “Masyarakat tidak perlu repot meracik kombinasi ketiga herbal tersebut karena sekarang sudah bisa didapatkan pada produk Antangin Habbatussauda.”

Herbal ini aman dikonsumsi oleh anak di atas 6 tahun sampai dengan  lansia. Orang dewasa dan lansia dapat mengonsumsi 1 sachet, 3 kali sehari. Sementara anak 6 – 12 tahun dapat dikonsumsi ½ sachet 3 kali sehari.  (jie)