teh mitos dan fakta yang perlu diketahui

Teh, antara Mitos atau Fakta

Teh memiliki manfaat bagi kesehatan, berikut beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui.

Teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam makanan?

Para ahli teh dalam situs teaadvirsorypanel.com menjelaskan, serapan zat besi tidak terpengaruh, selama orang tersebut juga mengonsumsi beragam makanan. Ahli nutrisi dr. Carrie Ruxton BSc, PhD dari Inggris menjelaskan, penyerapan zat besi tergantung banyak hal, termasuk jumlah zat besi yang dikonsumsi. Zat besi bisa dari sumber hewani (daging, telur, ikan), atau non-hewani (sereal, buah yang dikeringkan dan kacang-kacangan).

“Konsumsi produk susu dan kondisi fisik seseorang, misalnya sedang haid, hamil atau dalam masa pertumbuhan, juga berpengaruh pada level zat besi dalam tubuh,” ujarnya.

Ada anggapan, polifenol dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi non-hewani. “Tidak cukup bukti yang menunjukkan, minum teh berdampak buruk pada kesehatan,” kata dr. Carrie. “Mereka yang berisiko kekurangan zat besi, disarankan tidak minum teh setelah makan daging. Tunggu sekitar satu jam setelah makan daging, baru minum teh.”

Baca Juga: Mengoptimalkan Manfaat Teh

Apakah tingginya kadar fluoride dalam teh berbahaya?

Flouride dikenal sebagai bahan pelindung gigi dari karies. Tanaman teh mengumpulkan flouride dari dalam tanah. Zat tannin dalam teh juga dapat menghambat pembentukan enzim saliva menjadi amilum atau gula di mulut; gula adalah sumber makanan bakteri di mulut. 

Mohammed Bassiouny, peneliti senior dari Philadelphia’s School of Dentistry, melakukan penelitian dengan menyelidiki sekitar 36 sampel geraham yang direndam dalam cairan yang berbeda-beda dan dianalisa lebih dari 20 minggu. Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi efek erosif teh pada lapisan gigi, tanpa tambahan susu dan gula, dan membandingkannya dengan minuman cola, jus jeruk, cuka dan air. Hasilnya menunjukkan, teh - seperti air biasa -  tidak memiliki efek erosif terhadap lapisan gigi.

Sebaliknya, hasil yang diperoleh dari rendaman cuka memiliki pengaruh erosif  terhadap lapisan gigi, sedangkan cola dan gula mengandung efek erosif yang sangat tinggi. Para ahli menganjurkan untuk minum segelas teh/hari untuk mencegah pengikisan lapisan gigi sehingga kesehatan gigi tetap terjaga.

Apakah minum teh berbahaya bagi tulang?

Menurut dr. Carrie, dulu kandungan kafein dan flouride pada teh dianggap akan melemahkan tulang. Penelitian terkini menyebutkan, teh justru berefek positif bagi tulang. Penelitian pada wanita tua yang minum teh 4 cangkir/hari atau lebih, memiliki tulang yang lebih padat dibanding yang bukan peminum teh. “Apalagi, mayoritas masyarakat Inggris minum teh plus susu yang adalah sumber kalsium,” kata dr. Carrie. “Susu dalam 4 cangkir teh/hari menyediakan 21% kebutuhan kalsium orang dewasa.”   

Mediterranean Osteoporosis Study menunjukkan, teh merupakan pelindung terhadap osteoporosis. Hasil riset melaporkan, suplemen katekin teh dapat meningkatkan struktur dan menormalkan fungsi tulang rawan pada penderita osteogenesis imperfecta (penyakit genetik di mana tulang gampang patah). Masih diperlukan penelitian lebih lanjut, namun studi kasus ini sangat menjanjikan. (jie)

Baca Juga: Teh Hitam Tangkal Diabetes


Ilustrasi: chezbeate from Pixabay