Sabun, Dulu dan Sekarang
sabun

Sabun, Dulu dan Sekarang

Iklim tropis di Indonesia memiliki tingkat kelembapan udara tinggi. Di satu sisi, ini membuat kulit kita tidak cepat ekring. Namun di sisi lain, kita jadi banyak berkeringat. Selain membut kulit jadi tidak nyaman, kotoran pun jadi mudah menempel di kulit. Untuk itu, menurut Spesialis kulit dr. Nancy Suwarna, Sp.KK, kita perlu mandi dua kali sehari. Tidak cukup hanya dengan air, mandi perlu menggunakan sabun. “Sabun berguna untuk mengangkat kotoran dan lemak di kulit,” tegasnya. Ia mengingatkan, “Tapi, sabun jangan sampai menghilangkan mantel kulit.

Awalnya, sabun dibuat dengan mencampurkan minyak nabati atau lemak hewan dan larutan alkali (lye). Saat kedua bahan ini dipertemukan, terjadi reaksi kimiawi saponification. Bisa jadi, ini mengapa sabun disebut ‘soap’ dalam bahasa Inggris, atau ‘savon’ dalam bahasa Perancis. Dalam proses sapofinikasi, asam lemak dipecah dan diubah menjadi sabun yang mengandung gliserin.

Baca juga: Efektifkan Sabun atau Sampo Bayi untuk Orang Dewasa?

Sappofinikasi juga menjadikan pH sabun netral, tidak asam tidak juga basa. Dalam produk akhir sabun, kandungan alkali sudah tidak ada lagi karena reaksi kimiawi tersebut. Yang tersisa yakni lemak dan gliserin, yang berfungsi sebagai pembersih dan pelembap.

Pada masa perang dunia, sulit mendapatkan minyak/lemak alami, sehingga diciptakan pembersih sintetik yang disebut deterjen.

Kini, ada berbagai jenis sabun di pasaran. Pada umumnya, semua memiliki benang merah yang sama: busa. Busa adalah tanda bahwa sabun mengandung deterjen. Makin banyak kandungan busa dalam sabun, berarti makin tinggi kandungan deterjennya. Tentu, deterjen yang digunakan dalam sabun berbeda dengan deterjen untuk mencuci. Deterjen digunakan dalam pembuatan sabun untuk membantu mengangkat kotoran dan lemak.

Baca juga: 5 Tips Mandi agar Kulit Sehat

Sayangnya, deterjen dapat merusak kulit karena mengikis minyak alami kulit. Apalagi bila kandungannya cukup tinggi. “Bila kita gunakan setiap hari, mantel kulit bisa rusak, dan kelembapan alami kulit berkurang. Akibatnya, kulit jadi kering,” tutur dr. Nancy.

Dalam jangka panjang, kulit bisa menua lebih cepat. Terlebih bila durasi mandi cukup lama dan menggunakan air panas, “Kulit akan lebih cepat keriput.” Sabun dengan sedikit atau tanap deterjen, lebih aman untuk mantel kulit. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Flower photo created by freepik - www.freepik.com