macam obat demam ada asetaminofen dan ibuprofen

Obat Demam Ada Golongan Asetaminofen dan Ibuprofen, Bisa Diberikan Lewat Anus

Obat demam bisa dibeli bebas di apotek, toko obat atau warung. Kadang, obat tidak diperlukan karena demam bisa sembuh sendiri. Namun, bila demam dirasa mengganggu, atau tidak juga turun, obat bisa diminum.

Obat demam atau obat penurun panas, menurut dr. Khie Chen Lie, SpPD, terbagi dua golongan besar: asetaminofen dan ibuprofen. Asetaminofen termasuk golongan obat analgesik, sering digunakan untuk meringankan nyeri dan mengurangi demam; awam mengenal golongan obat ini sebagai parasetamol. Obat ini digemari, karena mampu mengurangi nyeri. Misalnya, nyeri karena sakit gigi, nyeri haid, osteoarthritis atau gejala influenza. Obat ini lebih aman untuk digunakan anak-anak, karena efek samping pada saluran pencernaan minimal.

Obat demam perlu dikonsumsi sesuai dosis anjuran. Asetaminofen tidak direkomendasikan diminum 10 hari berturut-turut, atau diberikan kepada anak di bawah 3 tahun tanpa konsultasi dokter. Parasetamol sebaiknya diminum sebelum makan, agar diserap usus lebih baik. Dapat diberikan lewat anus (supositoria), terutama untuk bayi/anak yang muntah hebat sehingga sulit menerima obat lewat mulut.

Segera ke dokter bila setelah minum parasetamol timbul perdarahan ringan-berat. Atau demam dan nyeri tenggorokan tidak berkurang, karena mungkin disebabkan infeksi lebih berat sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Atau, jika terjadi reaksi alergi seperti kemerahan di kulit, gatal, bengkak dan sesak nafas.

Obat jenis ibuprofen cocok bagi penderita yang alergi pada parasetamol. Obat ini termasuk jenis anti-inflamasi non-steroid (AINS). Dapat meredakan nyeri ringan-sedang, nyeri setelah operasi, nyeri sendi/otot, haid. Efek obat terasa 30-60 menit setelah dikonsumsi dan bertahan 4-8 jam. Sebaiknya diminum setelah makan, untuk mengurangi risiko iritasi lambung. 

Efek menurunkan demam lebih kuat dari parasetamol, efek sampingnya lebih besar; paling sering (1 – 10%) mual, muntah, diare, konstipasi (sulit BAB/buang air besar), nyeri perut atau rasa terbakar pada perut bagian atas, ruam kulit, dan gangguan penglihatan.

Penggunaan obat jenis ibuprofren jangka panjang dan dosis tinggi, dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dan serangan jantung. Mereka yang berisiko ini adalah lanjut usia, kekurangan cairan, mengalami gagal jantung atau gangguan hati.

“Jangan diberikan pada penderita DBD (demam berdarah dengue), karena bersifat mengencerkan darah,” kata dr. Lie. Obat yang sifatnya mengencerkan darah, membuat kebocoran makin parah.  (jie)


Ilustrasi: People photo created by jcomp - www.freepik.com