mengamati bintang adalah meditasi menyehatkan jiwa
mengamati bintang adalah meditasi menyehatkan jiwa

Menyaksikan Bintang-bintang dan Alam Semesta, Menyehatkan Jiwa Raga

Memandang bintang yang bertebaran memenuhi langit malam, membuat hati tentram dan bahagia. Dilansir dari RTE (Irlandia), mengamati bintang-bintang merupakan bentuk meditasi, yang dapat membantu menghilangkan stres. Membuat hati lebih tentram dan menjadi lebih peka. 

Hasil penelitian di Finlandia menyatakan, menghabiskan waktu 15 menit memandang alam membantu seseorang merasa segar secara psikologis. Beberapa penelitian menyatakan, melihat alam dapat meningkatkan kesehatan mental. Menyadarkan bahwa jumlah materi bukan syarat untuk bisa berbahagia. Menghargai apa yang ada, menikmati tiap suap makanan, menikmati tiap jengkal waktu, bisa tertawa dan menangis, adalah kebahagiaan. 

Bintang bagaikan butiran-butiran pasir yang berkelap kelip, seolah begitu dekat dan mengajak untuk bertegur sapa. Ingin rasanya terbang tinggi di antara bintang-bintang, memetik satu dua bintang untuk si kecil. Sedangkan, yang sebenarnya, bintang-bintang itu begitu jauh di di angkasa sana. Bintang itu hanya kelihatannya saja kecil. Yang sebenarnya bintang-bintang  sangatlah besar, jauh lebih besar dari bumi yang kita tempati, dan mustahil untuk bisa memetiknya.    

Mengamati bintang-bintang dan indahnya langit yang penuh pesona, tak pernah membosankan. Hasil studi tahun 2014 menyatakan, menatap langit berhias bintang-bintang membuat seseorang dekat dengan alam. Manfaat lainnya adalah mengalami emosi positif. Kita disadarkan, bertapa luas tak terbatas alam semesta ciptaan-NYA. Hati menjadi damai, pikiran jernih, jiwa pun tenang. 

Di luasnya langit, entah berapa trilyun bintang, planet dan dan benda-benda langit lain. Jarak antarbintang itu beribu, berjuta bahkan bermilyar tahun cahaya. Betapa jauh jaraknya, karena kecepatan cahaya sekitar 300.000 kilometer/detik. Bumi yang kita tinggali ibarat sebutir debu, yang dari bintang atau planet yang tidak terlalu jauh jaraknya (menurut ukuran kecepatan cahaya), sudah tidak kelihatan. Kalau bumi hanya sebutir debu di alam semesta, kita hanyalah debu di atas debu.

Sejenak meninggalkan kesibukan rutin di kota, bersama pasangan dan keluarga menuju suatu tempat yang jauh dari hingar bingar dan aneka polusi, merupakan ide yang bagus. Di Cianjur, Jawa Barat, ada sebuah hotel yang terletak beberapa kilometer dari jalan raya. Hotel berada di tengah kebun teh. Saat bermalam di sana, penulis duduk di kursi di tempar parkir depan hotel yang tak begitu luas. Angin yang semakin dingin membuat serangga malam riang gembira menyanyi. 

Bintang berkelap kelip indah sekali memenuhi cakrawala. Itu bintang-bintang yang sama yang sering disaksikan di masa kecil di kampung. Bintang-bintang dan dan keindahan yang menyertainya, yang merupakan pertunjukan alam semesta, tak terlihat jelas di perkotaan karena terhalang sinar berjuta lampu. Bulan yang muncul indah dan anggun. Tak jemu-jemu kita memandanginya.

Di pagi hari, kami berjalan melintasi kebun teh. Jalanan desa sedikit menanjak menuju arah utara. Sesekali berpapasan dengan warga setempat. Ada sepeda motor dan kendaraan bak terbuka melintas; sepertinya ada yang mau panen sayuran. Atau memanen kopi, yang kebunnya terletak di kaki Gunung Gede nun di depan sana. 

Untuk kesehatan jiwa raga, para peneliti menganjurkan, "Sesekali, sempatkan berkunjung ke suatu tempat sepi dan terpencil, untuk menyaksikan bintang-bintang dan pemandangan alam terbaik." (sur)